Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Lama tak terdengar kabarnya, Veronica Tan kini punya kesibukan baru. Ia membantu orang untuk peduli terhadap orang-orang tercinta yang membutuhkan perawatan lewat LoveCare Indonesia. LoveCare merupakan aplikasi penyedia jasa prefesional kesehatan, yang akan menghubungkan kita dengan penyedia jasa pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan dan preferensi kita.
Beberapa waktu lalu, bertempat di Kunstkring, Jakarta Pusat, Veronica Tan selaku President of Commissioner LoveCare, berbincang-bincang dengan media. Topik yang diangkat adalah tentang LoveCare Indonesia, marketplace pertama di Indonesia yang menyediakan aplikasi penyedia jasa profesional kesehatan, seperti perawat, caregiver, dan babysitter untuk lansia dan anak-anak. LoveCare menghubungkan dan mencocokkan penyedia jasa medis maupun nonmedis dengan pengguna jasa berdasarkan kebutuhan, lokasi, dan preferensi secara aman, cepat, dan nyaman.
LoveCare sendiri didirikan pada tahun 2019, lahir dari pengalaman pribadi serta keinginan untuk melayani dan membuat perubahan di sektor layanan kesehatan. Didirikan oleh Veronica Tan, Annette Anhar, Susan Nio, Dr. Venita Eng, dan Renold Sutadi, LoveCare berhasil memenangkan UN Women Care Accelerator pada tahun 2021.
Sejak 2019 LoveCare telah menjadi wadah yang memberikan dampak nyata bagi keluarga Indonesia. Veronica mengatakan, “Saya mendapat inspirasi ketika saya pertama kali mengenal kata ‘paliatif’, yaitu pelayanan kualitas hidup pada pasien terminal yang tidak hanya memerlukan medical treatment tetapi mereka membutuhkan pelayanan holistik yang memakai hati," kata Veronica.
“Saya melihat bahwa kebutuhan akan tenaga perawat, caregiver selalu ada di mana-mana, realitanya, tidak mudah mendapatkan tenaga perawat dan caregiver ini. Itulah awalnya LoveCare dibuat, untuk menyediakan tenaga perawat untuk balita sampai lansia yang memiliki ketulusan, serta kasih dan sayang dalam merawat pasiennya dengan basis teknologi. Aplikasi LoveCare ini mempertemukan kebutuhan klien dari berbagai kota dengan tenaga perawat balita hingga lansia berkompetensi yang berada di berbagai daerah,” kata Veronica.
Namun ternyata, tidak mudah mendapatkan tenaga perawat dan caregiver homecare. “Di sisi lain, saya juga dikelilingi kerabat dan teman-teman anak muda yang fokus di dunia digital dan memiliki hati yang sama untuk melakukan pekerjaan yang memerlukan mental kuat untuk melakukan perubahan,” lanjut Veronica.
“Saya berpikir sepertinya akan jadi mudah ya, kalau ada aplikasi yang bisa mempertemukan pasien atau keluarganya dengan tenaga caregiver ini. Bayangan saya seperti Gojek tapi buat caregiver," kata Veronica.
Cuma disadari Veronica bahwa mencari tenaga caregiver-nya harus disiapkan dengan baik, mengingat orang tua, keluarga, dan bayi merupakan anugerah dalam kehidupan. “Sehingga tenaga caregiver ini menjadi bagian dari upaya mengelola kualitas kehidupan berkeluarga. Dan aplikasi inilah yang menjembataninya. Butuh homecare ingat LoveCare,” sambung Veronica.
“Saya dan tim di LoveCare ingin membuat usaha yang tidak hanya menyelesaikan problem, mendapatkan laba, namun juga usaha ini harus bisa memberikan kontribusi kepada masyarakat berupa membuka lapangan pekerjaan dengan tenaga kerja serta sumber daya manusia yang mentalnya terdidik dan terlatih dengan baik,” kata Veronica.
LoveCare sempat melewati beberapa rintangan. “Sebelum ada sistem marketplace, kendala terbesar LoveCare adalah ketika harus mencocokkan klien dengan petugas yang tepat dalam waktu yang singkat,” kata Susan Nio, sebagai CEO & CTO LoveCare.
Hal yang dimaksud Susan adalah kondisi masing-masing customer itu unik, memiliki kebutuhan dan preferensi yang berbeda-beda. Ada yang punya kebutuhan medis maupun non medis, ada yang membutuhkan bantuan perawat dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Akhirnya team LoveCare memikirkan kemungkinan untuk menggabungkan konsep standarisasi dan personalisasi. “Kami membuat standarisasi proses rekrutment para mitranya, sehingga jelas apa kompetensinya, bersedia bekerja di lokasi mana, jangka panjang atau pendek, masuk level mana dan berapa fee-nya, sehingga kemudian customer bisa tinggal klik, otomatis mencocokkan dan personalisasi kebutuhannya dengan mitra-mitra yang memang sesuai pada saat pemesanan melalui aplikasi,” lanjut Susan. Langkah itu dinilainya lebih mudah, cepat, dan akurat. Maka lahirlah marketplace LoveCare yang segera ditawarkan pada masyarakat.
Saat ini sudah ribuan mitra dari berbagai wilayah Indonesia yang mendaftar menjadi mitra LoveCare, namun yang lolos tes hanya 20%. “LoveCare memastikan 3 faktor penting yang wajib dimiliki mitra LoveCare, yaitu Kompetensi, Mental, dan Hati (KOMET). Saat ini ada 200 mitra yang tersebar di lebih dari 50 kota dan kabupaten di Indonesia,” kata Susan yang bersama tim melakukan rekruitmen setiap hari.
LoveCare Indonesia langsung disambut baik, karena banyak orang membutuhkan tenaga-tenaga yang disediakan LoveCare Indonesia. Salah satunya adalah generasi sandwich yang harus mengurus keluarga mereka sendiri, tetapi juga harus mengurus orang tua dalam waktu bersamaan.
Susan Nio memastikan bahwa caregiver yang disediakan oleh LoveCare sangat berkualitas dan sudah melewati training yang cukup. “LoveCare menyediakan program training tambahan untuk mitra caregiver yang ingin upgrade kompetensi mereka. Yang diajarkan dalam program training LoveCare bukan hanya kompetensi dasar dalam merawat klien, namun juga pengetahuan lain seperti hospitality, service excellence, dan communication,” ujarnya.
Melalui visi dan misi-nya, LoveCare ingin terus berkembang menjadi marketplace yang tepercaya bagi keluarga Indonesia untuk terhubung dengan perawat, caregiver, dokter, dan babysitter lokal melalui aplikasi LoveCare. LoveCare berkomitmen untuk memberikan kesempatan sukses yang sama kepada semua karyawan dan mitra, tanpa memandang jenis kelamin mereka dan membantu mereka belajar dan berkembang secara profesional. (M&B/SW/Foto: Dok. LoveCare Indonesia)