Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Anda mungkin familiar dengan istilah emotional eating, kondisi di mana hasrat untuk makan dipicu oleh kondisi emosi yang tidak stabil. Tidak sedikit orang yang melampiaskan kemarahan atau emosinya lewat makanan. Bahkan, ketika tidak merasa lapar pun, hasrat untuk makan seringkali muncul saat emosi sedang tidak stabil, termasuk Anda para ibu baru. Berdasarkan laporan dari Government Equalities Office di Inggris, tekanan yang diterima oleh para ibu yang baru melahirkan, mampu memengaruhi pola makan mereka.
Banyak orang merasa bahwa untuk melupakan stres salah satu jalannya dengan makan secara berlebihan. Tanpa disadari, kebiasaan makan ini akan memicu penderitanya untuk makan berdasarkan emosinya. Mereka berpikir bahwa makanan adalah satu-satunya jalan keluar untuk melupakan stres. Apakah Anda seorang emotional eater alias orang yang makan berdasarkan keadaan emosi? Jika iya, ada beberapa hal yang harus Anda lakukan untuk kembali ke kebiasaan makan yang baik.
Berbuat Baik pada Diri Sendiri
Jika menyadari hal ini terjadi pada diri Anda , hal pertama yang harus dilakukan adalah memberikan waktu beristirahat untuk diri sendiri. Memaksa diri untuk menghilangkan kebiasaan makan emosional terus-menerus hanya akan membuat semakin stres, dan lagi-lagi melakukan kesalahan yang sama, yaitu makan secara emosional. Kemudian, perhatikan emosi yang Anda rasakan sebelum makan.
Istirahat Cukup
Menurut ahli nutrisi, ketika Anda mengonsumsi makanan manis setelah melalui hari yang melelahkan, tubuh akan mengeluarkan zat dopamine yang mampu memancing saraf otak dan memberikan sensasi yang menyenangkan dan memuaskan. Faktor lainnya yang memengaruhi Anda untuk mengonsumsi sesuatu yang manis adalah kortisol, yang lebih dikenal sebagai hormon stres. Bagi para ibu baru, hormon ini bisa meningkat dengan kondisi Anda yang kelelahan dan kurang tidur. Menurut para ahli pula, tubuh akan memperbaiki dan mengumpulkan energi ketika Anda sedang beristirahat. Oleh karena itu, saat Anda tidak mendapatkan istirahat yang cukup, tubuh cenderung 'menginginkan' makanan manis untuk memberikan energi pengganti. Titipkanlah Si Kecil kepada orang yang Anda percaya (suami, orangtua, atau pengasuh) beberapa saat agar Anda bisa tidur dan beristirahat.
Kontrol dan Kendalikan
Mulailah belajar untuk mengontrol keinginan dan emosi dalam diri Anda. Cobalah sisihkan waktu selama 10 menit untuk bertanya kepada diri sendiri, “Mengapa saya harus memakan camilan tersebut?” atau “Haruskah saya memakannya?” Cara ini akan membantu Anda bisa membedakan antara keinginan makan dan kebutuhan makan. Mengambil waktu 10 menit untuk berpikir sebelum menyentuh makanan juga akan membantu Anda menjadi lebih bijak dalam membuat keputusan. Jika Anda merasa sulit untuk menjalani cara tersebut, cobalah untuk memulainya dengan cara yang lebih mudah. Mengurangi porsi camilan akan membantu Anda untuk mengontrol dan mengendalikan nafsu dan emosi secara bertahap.
Seimbangkan Pola Makan
Untuk memiliki pola makan sehat dan seimbang, tidak harus menyiksa diri dengan banyak pantangan. Ketika merasa lelah dan stres, manjakan dan biarkan diri Anda mengonsumsi apa yang Anda mau, namun tentunya dalam porsi yang kecil. Anda juga dapat mencoba camilan enak namun mengandung nutrisi yang bagus, seperti kacang-kacangan. (Vya/Sagar/DT/Dok. Freedigitalphotos)
Untuk mengetahui tips kembali ke kebiasaan makan yang baik lainnya, cek di majalah Mother&Baby edisi Februari 2015!