Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Beberapa waktu lalu, para ilmuwan dunia mendesak World Health Organization (WHO) untuk menginformasikan pada masyarakat umum mengenai adanya kemungkinan penyebaran virus SARS-CoV-2 melalui udara. Menurut mereka, virus corona tidak hanya menular lewat droplet (percikan air liur), tetapi juga bisa menular lewat airborne (udara). Perbedaan signifikan penularan airborne dan droplet adalah airborne dapat menular pada jarak lebih dari 1 meter, sementara droplet kurang dari 1 meter.
Mengutip keterangan tertulis Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), sejumlah eksperimen menunjukkan adanya penularan airborne ketika terjadi tindakan yang menghasilkan aerosol. Setelah tindakan nebulizer dengan tenaga tinggi jet, sebuah eksperimen menunjukkan jika RNA virus SARS-CoV-2 berada di sampel udara selama 3 jam, sementara eksperimen lain menyebutkan bahwa sampel virus berada di udara selama 16 jam, dan masih ditemukan virus yang mampu bereplikasi saat masuk ke dalam sel. Hal tersebut dilakukan secara eksperimen yang menginduksi aerosol yang tidak terjadi pada kondisi batuk pada manusia secara normal.
Penularan Melalui Microdroplet
Pada 9 Juli 2020, WHO pun mengeluarkan panduan terbaru terkait cara transmisi virus SARS-CoV-2. Penularan melalui udara terjadi jika droplet pembawa virus menghasilkan aerosol mikroskopis. WHO menjelaskan, secara teori seseorang bisa menghirup aerosol dan kemudian terinfeksi, tapi hal ini masih butuh penelitian lebih lanjut.
Disebutkan bahwa beberapa studi menemukan fakta bahwa ada kemungkinan droplet berukuran sangat kecil (mikrodroplet) yang dihasilkan saat batuk atau bersin dapat membuat virus bertahan lebih lama di udara. WHO juga menyatakan kemungkinan terdapatnya penularan secara airborne pada kondisi ruang tertutup (indoor), ramai, dan memiliki ventilasi yang kurang baik.
Imbauan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI)
Meskipun begitu, Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) mengimbau masyarakat untuk tidak panik, tetapi tetap waspada menyusul laporan terkait kemungkinan risiko transmisi COVID-19 melalui airborne dari WHO. Masyarakat juga diingatkan untuk menghindari keramaian, baik di tempat tertutup maupun di tempat terbuka.
Dengan terdapatnya risiko penularan secara airborne, terutama pada ruangan tertutup, Pengurus pusat PDPI telah mengeluarkan imbauan agar:
⢠Masyarakat tetap waspada dan tidak panik
⢠Menghindari keramaian, baik itu tempat tertutup maupun tempat terbuka
⢠Menggunakan masker di mana saja dan kapan saja bahkan ketika berada dalam ruangan
⢠Menciptakan ruangan dengan ventilasi yang baik (jendela dibuka sesering mungkin)
⢠Tetap menjaga kebersihan tangan serta hindari menyentuh wajah sebelum cuci tangan
⢠Tetap menjaga jarak pada aktivitas sehari-hari.
Jadi, tetap waspada, jaga jarak dan hindari keramaian, rutin cuci tangan, serta selalu kenakan masker di mana saja guna menghindari penularan virus ini ya, Moms! (M&B/SW/Dok. Freepik)