Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Gangguan psikosomatik merupakan gangguan psikis dan emosional yang melibatkan pikiran dan tubuh, sehingga menyebabkan gangguan fisik. Gangguan ini tidak hanya terjadi pada orang dewasa, anak-anak pun bisa mengalaminya.
Beberapa keluhan fisik yang umumnya dirasakan penderita psikosomatik, di antaranya, sakit kepala, merasa lemah, banyak berkeringat, jantung berdebar, sesak napas, adanya gangguan pada lambung, diare, mual, dan lain sebagainya. Gejala tersebut dirasakan dengan frekuensi yang berulang, bahkan seringkali bisa kambuh dalam kurun waktu tertentu.
Penderita gangguan ini mengira ada kelainan pada fisiknya. Padahal, setelah melalui konsultasi medis, tidak ditemukan kelainan apa pun, karena pada dasarnya, para penderita psikosomatik ini sehat-sehat saja. Gejala yang dirasakan fisik tersebut ternyata hanya pengaruh dari faktor-faktor mental, seperti pikiran, stres, dan kecemasan.
Hasil penelitian dalam kurun waktu terakhir menunjukkan bahwa hampir 80% pasien yang datang berobat adalah penderita psikosomatik. Meski demikian, gangguan psikosomatik tidak sama dengan perasaan grogi atau cemas. Perasaan grogi hanya menyebabkan ketidaknyamanan sesaat, ketika kejadian mendebarkan itu berlangsung.
Umumnya, gangguan psikosomatik disebabkan oleh beban pikiran yang tidak bisa keluar atau tersalurkan. Selain itu, terlalu banyak membaca informasi di majalah ataupun dari internet, tentang berbagai macam penyakit terkait gejala yang dirasakan juga dapat memicu seseorang mengalami gangguan psikosomatik, karena para penderita gangguan ini selalu ragu dengan kondisi fisiknya.
Selain merasa ragu, mereka juga cenderung menanggapi respons tubuh secara negatif dan berlebihan, terutama terhadap suatu penyakit. Jadi, semakin banyak mereka membaca tentang gejala suatu penyakit, semakin banyak pula sensasi gejala yang akan mereka rasakan pada tubuh.
Mereka juga sangat sensitif dalam merespons rasa nyeri, daripada orang normal. Hal ini disebabkan ketidakseimbangan serotonin dan nor-epineprin yang merupakan neurotransmitter penting di otak.
Pasien psikosomatik memang harus diberi psikoterapi untuk menggali masalah psikologis yang mereka alami, agar pikiran yang membebani mereka dihilangkan. Dengan begitu, keluhan fisik pasien juga diharapkan menghilang. (Aulia/OCH/freedigitalphotos)