Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Pada usia kehamilan 22 minggu, Sierra Yoder, 25, dan suaminya, Dustin Yoder, 25, mendapatkan berita mengejutkan dari dokter kandungannya. Janin yang dikandung Sierra dinyatakan mengalami encephalocele, kelainan yang membuat tengkorak janin tidak terbentuk sempurna dan otaknya tumbuh di luar kepala.
Dokter di Ohio, Amerika, tempat pasangan ini tinggal pun meminta mereka untuk menggugurkan kandungannya, karena terlalu banyak bagian otak janin yang tumbuh di luar kepala. “Dokter mengatakan bahwa janin kami tidak dapat bertahan dan kami pun sempat menyetujui tindakan tersebut,” ungkap Sierra, seperti dilansir dari statnews.com.
Malam sebelum tanggal aborsi, Dustin dan Sierra mendengarkan musik dan merasakan janinnya menendang dengan aktif. Mereka lalu memutuskan untuk membatalkan aborsi, karena merasa janinnya masih semangat hidup. Pada 31 Oktober 2015, Sierra melahirkan Bentley Yoder. Perawat tidak melakukan rutinitas seperti layaknya saat bayi dilahirkan. Ia tidak membersihkan Bentley dan mengisap cairan di tenggorokannya. Sierra juga hanya membawa 1 baju bayi yang akan dikenakan Bentley ketika dimakamkan.
Namun Bentley ternyata bertahan hidup, meski harus beberapa kali dirawat di rumah sakit. Sierra, Dustin, dan putra pertama mereka Beau, 3, pun menghabiskan waktu di rumah bersama Bentley. Mereka juga sudah menyiapkan diri jika Bentley 'menyerah', tetapi ia terus berjuang. Akhirnya, Sierra menemukan ahli encephalocele di Boston Children's Hospital, yaitu Dr. John Meara, yang setuju untuk mengoperasi Bentley.
Dokter John berencana memotong bagian tengkorak Bentley di beberapa tempat dan 'menyebarnya seperti bunga' untuk menciptakan ruangan lebih bagi otaknya. Ia kemudian akan menutup lubang di kepala dengan 2 segmen tengkorak yang diletakkan bersilangan. Tim dokter pun menggunakan 3D-printer untuk mengetes teori tersebut.
Operasi dilakukan pada 24 Mei lalu, saat Bentley berusia 7 bulan, karena tengkoraknya sudah cukup kuat untuk menahan operasi dan masih ada waktu sebelum encephalocele semakin parah. Operasi pun berjalan lancar dan Bentley mulai diterapi di akhir Juni ini. Tidak ada yang tahu bagaimana otak Bentley akan berfungsi, karena kasusnya sangat jarang. Namun, biasanya bayi dengan encephalocele mengalami keterlambatan perkembangan.
“Kami sudah bersyukur, karena Bentley bisa mencapai milestones yang sebelumnya dirasa tidak mungkin. Kami pun akan membantunya untuk menjalani semua ini pelan-pelan,” ujar Sierra. (Nadia/DC/Dok. Statnews.com)
- Tag:
- bayi
- encephalocele
- kesehatan