Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Perkembangan masing-masing anak memang berbeda, ada bayi baru lahir yang mudah gumoh dan ada pula yang tidak. Jika bayi Anda termasuk yang sering gumoh, walaupun Anda mengusahakan agar ia tidak gumoh, ia akan tetap gumoh. Menurut dr. Rudi Hartono, Sp. A, dari RS Mitra Kemayoran, Jakarta, gumoh ada hubungannya dengan belum sempurnanya perkembangan sistem pencernaan bayi. Otot di antara esofagus dan bagian atas lambung bayi (otot Sphincters) belum mampu menahan isi lambung.
Ketika lambung bayi penuh, guncangan kecil pun akan mengakibatkan isi lambung keluar sedikit. Gumoh juga dapat terjadi karena saat menyusu, bayi menelan sejumlah udara dan membuat perutnya kembung. Akibatnya, saat udara keluar, susu yang masuk ikut terdorong keluar. Penyebab lain gumoh adalah bayi terlalu banyak minum susu, sehingga melampaui kapasitas lambungnya. Susu yang tidak tertampung itu keluar dengan spontan. Bayi juga dapat gumoh karena bergerak terlalu aktif, misalnya sehabis minum susu, bayi menggeliat atau menangis.
Gumoh juga sering terjadi pada bayi yang mengonsumsi formula dan mengalami alergi susu sapi. Gumoh tersebut timbul karena saat Si Kecil alergi, sel-sel radang menjadi aktif dan menimbulkan keluarnya lendir di saluran cerna, lalu naik ke saluran napas, sehingga menyebabkan bunyi mengorok. “Bayi akan mengalami sulit napas jika ini terjadi,” jelas dr. Rudi.
Namun, tidak selamanya bayi akan gumoh. Paling tidak, setelah usianya di atas 6 bulan sampai setahun, ototnya akan kuat dan lambungnya akan berkembang, sehingga ia tidak lagi gumoh. Namun, jika bayi gumoh karena alergi, gumoh tidak akan sembuh jika alergennya tidak dihindari. “Jika bayi diketahui gumoh karena alergi, berarti ia harus diberi susu anti-alergi, seperto susu kedelai,” ujar dr. Rudi. (SR/Sagar/DC/Dok. M&B UK)