Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Moms, nafas berbau tak sedap kemungkinan besar disebabkan sesuatu yang Anda makan dan tidak menggosok gigi dengan benar. Namun ada juga bau mulut yang ditimbulkan karena penyakit tertentu. Seorang ahli kesehatan gigi dari Amerika Serikat mengatakan jika bau mulut disebabkan karena bakteri anaerob yang hidup di bagian belakang lidah, tenggorokan dan amandel yang bekerja memecah protein. Namun jika seseorang dalam kondisi tidak sehat, bakteri ini akan sulit memecah protein dan meninggalkan bau kimia tertentu.
So, mari kenali bau nafas Anda, Moms!
Bau mulut seperti pear drop
Pear drop adalah jenis permen dari Inggris, memiliki aroma seperti amonia. Jika nafas berbau seperti ini kemungkinan Anda terkena diabetes. Kurangnya insulin dalam tubuh membuat gula tak bisa diubah menjadi energi dan memecah lemak sebagai gantinya. Kadar keton menjadi meningkat yang memicu bau mulut tak sedap. Gejala lainnya adalah sering haus, mudah lelah, sering buang air kecil dan penurunan berat badan.
Bau mulut seperti kapur barus
Bau mulut seperti ini sering dikaitkan dengan penderita sinusitis. Lendir terbentuk katika hidung tersumbat dan tenggorokan sesak karena padat dengan protein. Protein inilah yang susah dipecah dan menimbulkan bau khas.
Bau asam laktat (sour milk)
Kemungkinan disebabkan diet yang sedang Anda lakukan. Tingginya asupan protein dan diet rendah lemak yang mengakibatkan sedikit karbohidrat yang diubah menjadi energi. Produksi keton menjadi meningkat. Bisa diatasi dengan menggosok gigi, flossing dan berkumur serta perhatikan asupan karbohidrat.
Bau seperti sulfur
Jika bau nafas seperti sulfur atau daging busuk kemungkinan Anda terkena radang amandel. Amandel yang terinfeksi dan meradang menyebabkan bakteri anaerob di balik lidah sulit memecah bahan kimia. Coba minum air putih yang banyak dan berkumur dengan produk antiseptik untuk menyegarkan nafas.
Bau mulut pada pagi hari
Kemungkinan Anda terkena xerostomia, berupa mulut kering karena produksi kelenjar ludah berkurang. Xerostomia biasanya menimbulkan masalah lebih serius misalnya kerusakan gigi dan penyakit gusi. Gejala xerostomia di antaranya bibir pecah-pecah, rasa haus berkepanjangan, sudut mulut retak, sakit tenggorokan dan lidah seperti terbakar.
Bau mulut amis
Jika nafas berbau seperti ikan, kemungkinan karena kerusakan ginjal. Jika ginjal tak berfungsi dengan baik maka akan terjadi penumpukan nitrogen.
Bau mulut seperti feses
Bisa jadi terjadi infeksi pada gusi. Mulut berbau seperti kotoran karena bakteri anaerob memproduksi bahan kimia tertentu. Gusi terinfeksi merupakan masalah yang kerap dihadapi oleh masyakarat modern. Pastikan Anda menyikat gigi 2 kali sehari, flossing dan memeriksakan gigi ke dokter. (Meiskhe/dok.FreeDigitalPhotos)