Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Terkadang hasil pemeriksaan Si Newborn membuat Anda cemas karena ditemukannya masalah-masalah kecil pada tubuhnya. Anda tidak perlu khawatir karena biasanya masalah-masalah ini akan hilang seiring dengan pertumbuhan anak. Berikut beberapa masalah yang kerap ditemukan oleh dokter anak saat pemeriksaan rutin.
Hip Dyslapsia
Hip dyslapsia adalah istilah medis untuk menggambarkan masalah pada sambungan tulang pinggul pada anak-anak. Jonathan Cluett, M.D., dari situs Orthopedics.about menyebutkan bahwa hip dyslapsia biasanya terjadi pada 4 dari 1.000 jumlah kelahiran, dan biasanya terjadi pada bayi perempuan. Beberapa faktor risiko yang biasanya menyebabkan seorang anak mengalami hip dyslapsia adalah:
1. Anak yang memiliki sejarah keturunan hip dyslapsia.
2. Anak yang lahir dengan posisi sungsang.
3. Oligohydraminos (kurangnya cairan ketika dalam kandungan)
David Roye, Jr., M.D., ketua dokter bedah anak dari Morgan Stanley Children's Hospital of New York Presbyterian menyebutkan bahwa apabila tidak diperiksa secara teliti, hip dyslapsia tidak akan disadari oleh penderita hingga usia 50 tahun, ketika mulai mengalami nyeri di bagian pinggul.
David Roye menambahkan bahwa hip dyslapsia benar-benar bisa diatasi, asal diketahui sejak dini. Apabila kelainan ini ditemukan sebelum usia 3 bulan, faktor kesembuhannya adalah 95 persen. Bayi dengan hip dyslapsia yang berusia di bawah 6 bulan akan dirawat menggunakan alat bantu penyokong pinggul selama 6-12 minggu. Untuk beberapa kasus hip dyslapsia pada bayi yang berusia lebih dari 6 bulan, biasanya dirawat menggunakan gips, dan untuk balita, terkadang diperlukan operasi.
Mata Berseberangan (Crossed Eyes)
Bayi baru lahir terkadang memiliki mata yang berseberangan (crossed eyes), yaitu arah pandangan yang berbeda antara mata kanan dan mata kiri. Berbeda dengan mata juling (strabismus) yang merupakan kelainan bawaan akhir, crossed eyes wajar terjadi pada bayi baru lahir karena belum sempurnanya perkembangan dan fungsi dari otot organ mata. Belum sempurnanya kerja otot ini menyebabkan gerak antara mata kanan dan kiri tidak serempak. Saat usianya menginjak 3 atau 4 bulan, kedua matanya akan mampu bergerak bersamaan. Apabila Si Kecil sudah berusia 6 sampai 9 bulan, namun kedua matanya masih tampak berseberangan, Anda sebaiknya segera berkonsultasi ke dokter untuk pengobatan yang lebih lanjut.
Alat Kelamin Bengkak
Banyak orangtua yang merasa khawatir saat melihat Sang Buah Hati yang baru berusia beberapa hari memiliki alat kelamin yang merah dan membengkak. David Geller, dokter anak dari situs Babycenter menyebutkan bahwa kondisi ini wajar dialami oleh bayi baru lahir. Para bayi lahir dengan kelebihan cairan dalam tubuhnya, dan akan mereka buang pada hari-hari pertama kehidupannya, melalui air seni atau keringat. Kelebihan cairan dalam tubuh bayi cenderung berkumpul pada daerah-daerah tertentu, terutama wajah dan alat kelamin.
Penyebab lain bengkaknya alat kelamin pada bayi baru lahir adalah berlebihnya jumlah hormon dari Sang Ibu yang didapat bayi sebelum persalinan. Kondisi seperti ini dikenal dengan istilah hydrocele, yang biasanya akan hilang seiring pertumbuhan anak, saat ia mendekati usia 1 tahun.
Kaki Melengkung
David Geller, dokter anak di situs Babycenter, menyebutkan bahwa kebanyakan bayi lahir dengan kondisi kaki yang melengkung. Ini disebabkan oleh posisi bayi dalam rahim selama kehamilan. Saat ia mulai berjalan, pada usia sekitar 9-17 bulan, tulang-tulang kakinya akan mulai berubah karena mereka mulai dibutuhkan untuk menyokong berat badan si kecil. David mengatakan biasanya setelah 6 bulan berjalan, Si Kecil akan mempunyai bentuk kaki yang normal dan lurus. Bentuk kaki melengkung merupakan tahap pertumbuhan dan perkembangan yang biasanya dilalui oleh banyak anak. Namun, ada juga beberapa kasus bentuk kaki melengkung yang merupakan indikasi adanya kelainan bentuk kaki. Apabila setelah bisa berjalan, bentuk kaki Si Kecil tetap melengkung, segeralah berkonsultasi dengan dokter anak Anda. (OCH/Dok. M&B UK)