Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Perdarahan pasca-persalinan (postpartum hemorrhage) yang tidak normal adalah perdarahan hebat yang pada umumnya sulit dihentikan, dan merupakan komplikasi serius yang cukup jarang terjadi. Namun jika segera diatasi dengan baik, perdarahan pasca-persalinan dapat mengurangi risiko morbiditas ibu yang mengalaminya.
Ada banyak hal yang dapat menjadi faktor risiko perdarahan pasca-persalinan, di antaranya sebagai berikut.
1. Rahim gagal berkontraksi (disebut atonia uteri) setelah proses persalinan yang panjang dan sulit.
2. Rahim yang terlalu meregang karena kehamilan kembar atau ukuran bayi yang besar, atau juga produksi ketuban yang terlalu berlimpah, yang biasanya disebut kembar air (polihidramnion). Pada kondisi kembar air, bayi memproduksi banyak sekali air ketuban, sehingga air ketuban menjadi sangat berlimpah. Ini akan menyebabkan rahim teregang. Salah satu penyebab banyaknya air ketuban adalah risiko atau kemungkinan diabetes. Pada ibu yang diabetes, janinnya akan sering buang air kecil, dan ini menyebabkan air ketuban menjadi banyak. Sementara bayi yang besar membuat volume rahim juga menjadi membesar. Ini kemudian menyebabkan daya kontraksi rahim setelah bayi dikeluarkan menjadi relatif lebih rendah dibandingkan rahim yang tidak melalui proses hiperekstensi (pembesaran yang berlebihan).
3. Plasenta yang tertinggal di dalam atau terlepas secara prematur.
Kondisi ibu yang terlalu lemah pada saat proses persalinan karena komplikasi tertentu seperti anemia, preeklampsia, atau bahkan kurang gizi.
4. Robekan jalan lahir. Menurut Dr. Ivan R. Sini, SpOG dari RS Bunda Jakarta, ini biasanya terjadi karena pengaruh dari penggunaan alat bantu persalinan seperti forceps, misalnya. Forceps bisa meningkatkan cedera jalan lahir. Demikian juga halnya dengan vakum, tapi risiko yang ditimbulkan lebih kecil. Ini sebabnya para dokter kandungan lebih banyak menggunakan vakum daripada forceps.
5. Infeksi, placenta praevia, dan penggunaan obat-obatan tertentu seperti aspirin, ibuprofen, gingko biloba, vitamin E yang terlalu banyak, serta obat herbal atau suplemen juga bisa menjadi penyebab perdarahan pasca-persalinan.
6. Kelainan pembekuan darah. Ada orang-orang yang mempunyai masalah pembekuan darah, dan kondisi ini disebut ITP (idiophatic thrombocytopenic purpurae), yaitu kondisi kadar trombosit yang rendah. Ada juga yang mengalami faktor pembekuan darah yang salah. Umumnya, saat terjadi perdarahan, tubuh akan membuat suatu reaksi balik dengan membentuk suatu bekuan darah. Pada orang-orang yang mengalami masalah pembekuan darah, bekuan darah yang dibentuk tubuhnya ternyata tidak mampu menghentikan darah yang keluar, sehingga terjadilah proses perdarahan. Demikian ungkap Dr. Ivan. (SDS/Aulia/DT/dok.M&B)
- Tag:
- persalinan
- perdarahan
- ibu
- kehamilan