Type Keyword(s) to Search
BUMP TO BIRTH

Kontraksi Juga Bisa Terjadi Setelah Melahirkan, Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya

Kontraksi Juga Bisa Terjadi Setelah Melahirkan, Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya

Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond

Kontraksi umumnya dikenal sebagai salah satu ciri utama dimulainya proses persalinan. Meskipun begitu, setelah selesai proses melahirkan, nyatanya Moms juga masih akan merasakan kontraksi. Kenapa bisa begitu, ya?

Jika Anda pikir nyeri akibat kontraksi akan hilang setelah Si Kecil lahir, sayangnya Anda salah, Moms. Nyeri kontraksi yang Anda rasakan menjelang proses persalinan ternyata masih tetap berlanjut setelah Anda melahirkan. Mengutip laman BabyCenter, kontraksi yang dialami setelah melahirkan disebabkan oleh proses pemulihan rahim ke ukuran semula sebelum hamil.

“Kontraksi yang dirasakan ibu akan membantu rahim kembali ke bentuk semula dalam 4-6 minggu usai melahirkan,” jelas Robin Elise Weiss, LCCE, seorang ahli kehamilan dan persalinan. Rasa nyeri ketika kontraksi usai melahirkan pun biasanya hanya sebentar dan akan pulih dengan sendirinya.

Penyebab kontraksi setelah melahirkan

Dikutip dari laman Alodokter, ada sejumlah faktor penyebab Anda masih bisa merasakan kontraksi rahim setelah melahirkan, antara lain:

Perubahan ukuran rahim

Saat persalinan, otot-otot menjadi kencang seiring Anda mendorong bayi keluar. Nah, nyeri karena kontraksi rahim yang Moms rasakan setelah melahirkan terjadi karena otot rahim berusaha menyusut kembali ke ukurannya semula, sama seperti kondisi rahim sebelum hamil. Perubahan ini menyebabkan munculnya kram.

Rahim berusaha untuk menghentikan pendarahan

Saat melahirkan, Moms akan mengeluarkan banyak darah karena rahim harus mengeluarkan bayi, plasenta, dan sisa-sisa jaringan di dalamnya. Untuk mengeluarkan sisa-sisa jaringan tersebut, rahim Anda perlu berkontraksi.

Selain itu, kontraksi rahim setelah melahirkan juga bertujuan untuk menghentikan pendarahan yang terjadi akibat lepasnya jaringan plasenta dari dalam rahim. Jenis pendarahan ini disebut dengan darah nifas.

Pengaruh hormon menyusui

Setelah melahirkan, Moms akan memasuki masa menyusui bayi Anda. Saat menyusui, kontraksi rahim bisa lebih terasa karena adanya produksi hormon oksitosin, yaitu hormon yang mengatur keluarnya ASI. Namun, seiring waktu, hormon ini akan berkurang dan tidak lagi menimbulkan nyeri akibat kontraksi rahim.

Cara mengatasi nyeri kontraksi rahim setelah melahirkan

Mengutip Alodokter, nyeri yang muncul akibat kontraksi rahim setelah melahirkan biasanya akan menghilang dengan sendirinya dalam waktu beberapa minggu. Namun, untuk meringankan nyeri tersebut, Moms bisa melakukan beberapa cara berikut ini:

Mengganjal perut saat tidur

Selama menjalani masa pemulihan setelah melahirkan, Moms bisa tidur dengan posisi tengkurap dan perut diganjal menggunakan bantal. Cara ini dinilai cukup efektif untuk mengurangi nyeri akibat kontraksi setelah melahirkan.

Mengompres perut

Moms juga bisa mengompres area perut dengan kompres hangat untuk meredakan nyeri yang muncul akibat kontraksi rahim setelah melahirkan. Anda juga bisa menggunakan botol yang diisi dengan air hangat.

Jangan menunda untuk buang air kecil

Usahakan untuk tidak menunda buang air kecil dan cobalah untuk buang air kecil lebih sering walaupun belum muncul keinginan untuk buang air kecil. Hal ini bisa membantu mempercepat pengosongan kandung kemih agar tidak menekan rahim yang sedang berkontraksi.

Mengonsumsi obat pereda nyeri

Jika nyeri akibat kontraksi setelah melahirkan sangat mengganggu Anda, Moms bisa coba mengonsumsi obat pereda nyeri. Namun, Anda perlu berkonsultasi terlebih dulu dengan dokter agar Anda mendapatkan obat pereda nyeri yang tepat dan dosis yang aman untuk dikonsumsi.

Apabila nyeri tak kunjung mereda atau justru semakin parah, segera periksakan ke dokter agar Anda memperoleh penanganan yang tepat guna meredakan kontraksi rahim setelah melahirkan. Yang perlu diingat, usahakan untuk tidak terlalu merasa cemas atau punya pikiran negatif, karena kondisi tersebut bisa berpengaruh terhadap produksi ASI Anda, Moms. (M&B/SW/Foto: Lifestylememory/Freepik)