Type Keyword(s) to Search
FAMILY & LIFESTYLE

Mitos Seputar Seks

Mitos Seputar Seks

Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond

Kebanyakan orang mencari tahu informasi seputar seks dari banyak sumber, misalnya dari teman, edukasi seks di sekolah, televisi, internet, atau berdasarkan pengalaman pribadi. Kendati demikian, informasi yang beredar tidak selamanya benar dan bisa jadi hanyalah sebuah mitos belaka.

 

Dr. Aaron E Carrol, salah seorang profesor pediatrik dari Indiana University School of Medicine, AS, bersama asistennya, Rachel Vreeman, merasa perlu meluruskan beberapa mitos tentang seks yang berkembang di tengah-tengah masyarakat. Dilansir dari Dailymail UK, berikut adalah mitos-mitos yang perlu Anda ketahui kebenarannya.

 

Seks dapat menurunkan berat badan
Mitos ini terdengar cukup masuk akal. Tetapi rasanya ini hanya akan berhasil jika Anda melakukan hubungan intim jauh lebih lama serta lebih bersemangat dibandingkan orang-orang pada umumnya. Berhubungan seks memang dimasukkan ke dalam aktivitas berintensitas sedang dan rata-rata dilakukan sekitar lima menit. Perkiraan kalori yang dibakar pun hanyalah sekitar 25-125 saja. Jadi jangan berharap terlalu banyak ya, Moms.

 

Seks sebabkan serangan jantung
Ada cerita yang berkembang kalau seseorang dapat meninggal terkena serangan jantung ketika sedang berhubungan intim. Padahal, kemungkinan terjadi hal tersebut sangatlah kecil. Sebuah studi yang disebut Framingham Heart Study menuturkan orang yang tidak mengidap diabetes dan tidak merokok hanya memiliki kemungkinan 1 dari sejuta mengalami serangan jantung. Sedangkan orang-orang yang pernah mengalami serangan jantung sebelumnya hanya perlu berolahraga sampai dapat kembali beraktivitas normal seperti biasanya. Jadi tidak perlu takut untuk berhubungan intim.

 

Seks sebelum olahraga tidak baik
Olahragawan digosipkan tidak boleh berhubungan intim sebelum pertandingan karena dapat menyebabkan mereka menjadi lemah, kurang konsentrasi, atau mengurangi testoteron di dalam tubuh sehingga mereka tidak tampil prima di lapangan. Faktanya, ilmu sains menjabarkan para olahragawan akan tampil lebih baik bila sebelumnya mereka berhubungan intim. Dalam sebuah studi, pria yang berhubungan intim malam sebelum acara olahraga memiliki tingkat testoteron yang lebih tinggi keesokan harinya daripada orang yang tidak melakukan hubungan intim. Seks juga disebutkan tidak berdampak pada kekuatan otot kaki, kekuatan genggaman, kecepatan reaksi tubuh atau kelenturan tubuh.

 

Ukuran anggota tubuh mewakili ukuran penis
Pernah dengar mitos tentang ukuran penis dapat dilihat dari kaki, tangan, atau hidung pria? Menariknya, sebuah gen bernama Hox merupakan gen yang berperan dalam perkembangan jari kaki dan jari tangan serta perkembangan penis dan klitoris. Kalau begitu pernyataan ini benar atau tidak, ya? Fakta dari studi yang diikuti 63 pria di Kanada menunjukkan hubungan antara ukuran panjang penis dan ukuran sepatu sangat lemah. Sementara itu penelitian yang lain juga menjelaskan tidak ada korelasi di antara keduanya. (Sagar/DT/Dok. M&B)