Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Kandidiasis merupakan infeksi jamur yang biasanya disebabkan oleh jamur Candida albicans. Infeksi jamur ini biasa terjadi pada kulit, mulut, dan organ intim. Kandidiasis dapat dialami oleh siapa saja, terutama orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah. Ada beberapa jenis infeksi jamur atau kandidiasis yang berbeda. Berikut ini beberapa gejala kandidiasis yang dibagi berdasarkan bagian tubuh yang terserang.
1. Kandidiasis mulut (thrush)
Jamur Candida yang menyebar di mulut dan tenggorokan dapat menyebabkan infeksi yang disebut thrush atau kandidiasis mulut. Ini paling umum terjadi pada bayi baru lahir, orang lebih tua, dan orang-orang dengan sistem kekebalan yang lemah. Gejalanya meliputi:
⢠Tampak bercak putih atau kekuningan pada bibir, lidah, gusi, langit-langit mulut, dan pipi bagian dalam
⢠Kemerahan atau nyeri di mulut dan tenggorokan
⢠Pecah-pecah di sudut mulut
⢠Sakit saat menelan.
Berdasarkan studi pada tahun 2016, thrush atau kandidiasis mulut dapat diobati dengan obat antijamur. Pengobatan untuk infeksi jamur ringan hingga sedang biasanya berupa obat antijamur yang dioleskan di bagian dalam mulut selama 7 sampai 14 hari. Sementara itu, pengobatan untuk infeksi jamur berat biasanya berupa obat antijamur yang diminum atau melalui pembuluh darah.
2. Kandidiasis vagina
Kandidiasis vagina terjadi ketika terlalu banyak jamur Candida tumbuh di vagina. Hal ini dapat disebabkan oleh kehamilan, diabetes yang tidak terkontrol, mengonsumsi obat-obatan tertentu, kebiasaan makan yang buruk, termasuk banyak makanan manis, kurang tidur, atau sistem kekebalan tubuh yang lemah. Terkadang, infeksi juga dapat ditularkan dari orang lain saat berhubungan seks. Infeksi jamur vagina memiliki beberapa gejala yang umum, seperti:
⢠Vagina terasa gatal
⢠Bengkak di sekitar vagina
⢠Timbul rasa sakit, tidak terkecuali pada saat berhubungan seks
⢠Kemerahan
⢠Ruam
⢠Keputihan berwarna abu-abu keputihan dan menggumpal. Beberapa orang mengatakan cairan keputihan terlihat seperti keju cottage.
Kandidiasis vagina biasanya diobati dengan obat antijamur. Untuk sebagian besar infeksi, pengobatannya adalah obat antijamur yang dioleskan pada vagina. Perawatan lain mungkin diperlukan untuk infeksi yang lebih parah, yang tidak kunjung sembuh, atau yang terus kambuh. Perawatan ini mencakup lebih banyak dosis obat antijamur topikal.
3. Kandidiasis invasif
Tidak seperti kandidiasis mulut dan kandidiasis vaginal, kandidiasis invasif adalah infeksi jamur serius yang dapat memengaruhi darah, jantung, otak, mata, tulang, dan bagian tubuh lainnya. Infeksi ini terjadi ketika jamur Candida memasuki aliran darah yang dapat menyebar dan memengaruhi jantung, otak, darah, mata, dan tulang.
Kondisi ini dapat menyebabkan infeksi serius yang mengancam jiwa. Sama seperti jenis infeksi jamur lainnya, penderita diabetes, sistem kekebalan tubuh yang lemah, gagal ginjal, atau sedang mengonsumsi obat-obatan tertentu, memiliki risiko lebih tinggi untuk terkena infeksi jamur ini.
Orang yang mengalami kandidiasis invasif sering kali sudah sakit karena kondisi medis lainnya, sehingga sulit untuk mengetahui gejala mana yang terkait dengan infeksi jamur Candida. Namun, gejala kandidiasis invasif yang paling umum adalah demam dan menggigil yang tidak membaik bahkan setelah pengobatan antibiotik untuk dugaan infeksi bakteri.
Gejala lain dapat berkembang jika infeksi jamur ini menyebar ke bagian tubuh lain, seperti jantung, otak, mata, tulang, atau persendian. Kandidiasis invasif dapat diobati dengan dosis obat antijamur oral atau intravena yang diresepkan oleh dokter.
4. Kandidiasis kulit (cutaneous candidiasis)
Kandidiasis kulit dapat terjadi di hampir semua area tubuh, tetapi lebih sering ditemukan di daerah-daerah lipatan kulit, seperti ketiak, selangkangan, dan lipatan kulit di bawah payudara, serta area di antara jari tangan dan kaki. Ini karena jamur Candida cenderung berkembang dan tumbuh dengan baik di daerah yang hangat dan lembap.
Kandidiasis kulit berkembang ketika area kulit tertentu terinfeksi jamur Candida. Sejumlah kecil jamur Candida memang secara alami hidup pada kulit. Namun, ketika jenis jamur ini mulai berkembang biak secara tidak terkendali, hal tersebut dapat menyebabkan infeksi.
Gangguan ini bisa dipicu oleh cuaca panas, menggunakan pakaian yang terlalu ketat, kebersihan yang buruk, jarang mengganti pakaian dalam, obesitas, mengonsumsi obat-obatan tertentu, sistem kekebalan tubuh yang lemah, dan tidak mengeringkan kulit dengan benar.
Bayi juga dapat terinfeksi jamur Candida pada kulit, terutama di area bokong. Ruam popok yang terkait kandidiasis adalah salah satu infeksi jamur Candidia yang paling sering terjadi pada bayi.
Kandidiasis kulit biasanya tidak menular. Namun, orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah dapat mengalami kondisi ini setelah menyentuh kulit orang yang terinfeksi. Gejalanya bisa bervariasi, tergantung pada area tubuh, tetapi secara umum sebagai berikut:
⢠Ruam yang gatal di daerah-daerah lipatan kulit
⢠Kulit mengalami kemerahan
⢠Kering dan pecah-pecah pada kulit.
Kandidiasis kulit biasanya tidak memerlukan perawatan medis khusus. Dokter mungkin meresepkan krim antijamur, salep, atau lotion yang dioleskan pada kulit. Selain itu, menjaga kebersihan kulit juga diperlukan untuk membantu proses penyembuhan dan mencegah infeksi Candida.
Sementara itu, mengganti popok bayi sesering mungkin, membiarkan bayi mengenakan pakaian longgar di atas popok, dan mengoleskan obat antijamur yang diresepkan dokter bisa Anda lakukan untuk mengatasi kandidiasis pada bayi. (Fariza Rahmadinna/SW/Dok. Freepik)