Type Keyword(s) to Search
FAMILY & LIFESTYLE

Merawat Skar Caesar

Merawat Skar Caesar
bekas luka operasi Caesar

Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond

Tanya


“Bulan depan, saya akan menjalani operasi Caesar, tetapi saya takut jahitan operasinya menimbulkan infeksi atau meninggalkan bekas atau skar yang sulit hilang. Bagaimana cara merawatnya?“
(Trischia Vernanda, 28, hamil 32 minggu)

 

Jawab

Tunda Mandi
“Luka bekas Caesar memang tidak boleh terkena air, karenanya saya memutuskan untuk tidak mandi dahulu selama beberapa waktu dan hanya menyeka tubuh dengan handuk basah. Sebelumnya, saya pernah nekat mandi, tetapi malah membuat plester jadi terbuka. Akibatnya, saya langsung ke rumah sakit untuk ganti plester, karena takut lukanya infeksi. Selain menjaga luka tetap kering, saya juga banyak mengonsumsi sayur, buah, dan protein nabati, serta menghindari makanan yang terlalu berlemak agar regenerasi sel berlangsung cepat, sehingga luka cepat mengering dan pulih. Setelah plester dibuka, saya selalu mengolesi bekas luka dengan krim ant-keloid dari dokter.“
(Tya)

 

Obat Cina dan Salep Anti-keloid

“Agar luka bekas operasi Caesar cepat sembuh, saya minum obat Cina. Sementara untuk mencegah infeksi, saya selalu memastikan perban kedap air yang menutup luka agar tidak rusak. Saya pun berusaha tidak menggaruknya jika terasa gatal. Setelah perban dibuka, saya tak lupa mengolesi skar dengan salep anti-keloid setiap habis mandi. Selain itu, saya memilih untuk tidak berolahraga berat sampai luka bagian dalam sembuh, minimal selama 40 hari pasca-operasi. Selama pemulihan, saya menjaga pola makan, cukup istirahat, serta memperbanyak makan sayur, buah, dan susu.”
(Lusia Aprilia Susilo, ibu dari Jonathan Christofer Harjanto, 1,5)

 

Kompres dengan Kasa

”Untuk menghindari luka terinfeksi, saya harus menjaga kebersihan termasuk kebersihan tangan yang merawat luka. Setiap habis mandi setelah perban dibuka, saya mengompres bekas luka dengan kasa beralkohol selama 5 menit, sebelum memakai pakaian dalam. Saya memiliki bakat alergi, karena itu saya menghindari konsumsi seafood agar bekas luka tidak terasa gatal. Selain itu, setiap pagi, saya melakukan senam ringan sekitar 10 menit supaya otot perut tidak kaku. Hasilnya, saya sembuh total dan dapat beraktivitas seperti biasa dalam 14 hari.”
(Yuliza Sidik, ibu dari Fadhlan, 10, dan Kienan, 4 bulan)

 

Minum Sari Jeruk

”Saya selalu mengusahakan agar luka bekas operasi kering selama 2 minggu dan tidak terkena air atau keringat. Setelah itu, saya membersihkan luka dengan kapas dan alkohol, lalu mengoleskan obat anti-keloid. Saya juga mengurangi frekuensi menggendong Si Kecil atau mengangkat barang yang terlalu berat agar luka operasi tidak terbuka lagi. Untuk mempercepat penyembuhan luka, saya minum vitamin C atau segelas sari buah jeruk setiap hari. Tidak memakai celana atau baju yang terlalu ketat ternyata juga bisa menghindari tekanan pada luka bekas operasi. Jika bekas luka terasa gatal, saya mengoleskan body lotion atau minyak telon untuk meredakannya dan tidak menggaruknya, karena akan meninggalkan bekas.”
(Ellya Widjaja, ibu dari Gwen Nathania Seevilen, 5 bulan)

(SDS/Aulia/DMO/Dok. M&B)