Type Keyword(s) to Search
FAMILY & LIFESTYLE

Susu Kental Manis Bukan Pengganti Susu Anak

Susu Kental Manis Bukan Pengganti Susu Anak

Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond

Susu kental manis (SKM) sedang ramai dibicarakan masyarakat akhir-akhir ini. Hal ini menjadi topik hangat setelah munculnya surat edaran yang diterbitkan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) terkait pencabutan kategori susu pada produk susu kental manis yang selama ini banyak dikonsumsi masyarakat.

 

Kementerian Kesehatan RI menegaskan bahwa susu kental manis bukan produk susu bernutrisi. Kandungan gulanya yang tinggi membuatnya tidak dianjurkan untuk dikonsumsi oleh balita. Kemenkes telah menginformasikan kepada BPOM agar SKM tidak dikategorikan sebagai produk susu bernutrisi untuk menambah asupan gizi.

 

Padahal, seperti yang kita tahu, susu kental manis telah lama dikonsumsi masyarakat dan juga diberikan pada balita sebagai pengganti susu bubuk yang harganya jauh lebih mahal. Memang, perkara memilih susu untuk anak sering membuat bingung sebagian besar Moms. Selain kriteria kandungan nutrisinya, harga juga menjadi pertimbangan utama.

 

Susu kental manis ternyata mengandung kadar gula yang sangat tinggi, jauh lebih tinggi dibandingkan produk susu kemasan lainnya seperti susu UHT, susu pasteurisasi, atau susu formula. SKM dibuat dengan proses evaporasi, yaitu menguapkan sebagian air dari susu segar (50%) dan ditambah dengan gula 40-50%. Jadi, selain kadar gulanya sangat tinggi, kandungan proteinnya ternyata amat rendah.

 

Karena itu, susu kental manis tidak disarankan untuk diberikan pada balita, terlebih lagi anak di bawah usia 1 tahun. Ini bahaya yang akan mengincar Si Kecil jika ia terbiasa mengonsumsi SKM.

- Mengonsumsi SKM secara berlebihan akan meningkatkan risiko obesitas pada anak karena kadar gula tinggi yang ada di SKM. Kelebihan berat badan karena gula dapat membuat anak mengalami kekurangan gizi (malnutrisi) karena makanan yang dikonsumsinya tidak mengandung nutrisi seimbang. Anak hanya kelebihan nutrisi pada karbohidrat sedangkan nutrisi lain seperti protein, lemak, vitamin, dan mineral tidak terpenuhi.

- Konsumsi gula berlebihan juga berisiko menurunkan sensitivitas insulin yang kemudian menyebabkan hiperglikemia (kadar gula darah lebih tinggi dari batas normal) dan memicu risiko diabetes.

- Konsumsi gula berlebihan bisa menyebabkan masalah pada gigi dan merusak gigi, seperti radang gusi, gigi bolong, serta gigi tanggal. Jika anak sebelumnya sudah mengalami masalah gigi, gula akan bisa memperparah kondisinya.

- Konsumsi gula terlalu banyak akan menyebabkan perubahan keseimbangan antara bakteri baik dan buruk di dalam tubuh. Dampaknya, sistem kekebalan tubuh akan melemah sehingga anak mudah terserang penyakit.

- Susu kental manis umumnya mengandung pemanis dan pengental buatan yang dapat berdampak buruk pada fungsi pencernaan balita yang masih dalam proses perkembangan.

 

Nah, karena itu, segera hentikan kebiasaan anak minum susu kental manis ya, Moms. Gunakan SKM hanya sebagai campuran, topping, atau perasa untuk makanan seperti kue atau puding. Sedangkan untuk anak, jika Si Kecil sudah tidak minum ASI, Anda bisa berikan ia susu UHT. Berikan ia juga makanan bernutrisi dengan gizi seimbang selain memberikan susu. (Susanto Wibowo/DON/Dok. Freepik)