Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Mengambil waktu jeda atau break time disela aktivitas – entah mengurus anak atau bekerja kantoran – bisa mengoptimalkan pekerjaan seseorang. Hal itu karena break time bisa dilakukan kapan pun dan dimana pun dengan waktu yang singkat, lalu hasilnya pikiran akan kembali jernih dan meredam emosi negatif yang muncul akibat penat beraktivitas.
Tetapi, banyak yang salah kaprah tentang mengambil waktu jeda ini. Dijelaskan Tara Adhisti de Thours, BA, M. Psi, psikolog, banyak orang mengambil waktu break setelah selesai mengerjakan sesuatu. Padahal manfaat dari break ialah saat melakukan di sela kegiatan. Apakah itu minum, ngemil, exercise kecil (peregangan), dan meditasi.
“Banyak yang mau break, 'ah tunggu kerjaan selesai ah, baru setelah itu relaksasi/ minum/ pijat'. Padahal momen pentingnya bukan 'setelah', tapi 'disela-sela' pekerjaan,” ungkapnya dalam acara bertema Penting Melepas Penat sejenak di Sela Kesibukan Sehari-hari, di Dialogue, Kemang, Jakarta Selatan, Selasa (13/3/2018).
“Kalau setelah sebutannya distraction, bukan lagi break time. Kalau distraction – yang terdiri dari baca buku, nonton TV, berolahraga – itu menghabiskan waktu lama dan butuh perencanaan, tidak 5-10 menit seperti break time. Pasti lama dan hasilnya kalau yang dipilih distraction danbisa menurunkan produktivitas kalau dilakukan saat bekerja,” tambahnya.
Menurut Tara, penting orang menyempatkan diri mengambil waktu jeda saat bekerja. Karena mengambil waktu jeda ini efektif menurunkan beban dan emosi negatif yang setelah kembali ke pekerjaannya ia lebih cepat menyelesaikan pekerjannya.
“Orang yang mengambil waktu jeda itu bisa membuat hasil pekerjaannya lebih cepat selesai. Karena setelah break, pikiran orang bakal jernih dan mudah otak untuk diajak bekerja – entah itu mengeluarkan ide atau berpikir,” tungkasnya. (Qalbinur Nawawi/ Dok. Free Pik)