Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Terkait kembalinya kuman Corynebacterium Diptheriae yang menyebar di beberapa wilayah di Indonesia, IDAI atau Ikatan Dokter Anak Indonesia menghimbau orang tua untuk tingkatkan kewaspadaan terhadap hal ini.
Perlu diingat, difteri sangat menular dan dapat menyebabkan kematian. Penyakit ini dapat dicegah dengan melakukan imunisasi sesuai jadwal yang direkomendasikan oleh Kementerian Kesehatan atau Ikatan Dokter Anak Indonesia. Imunisasi sendiri bisa diperoleh di berbagai fasilitas kesehatan milik pemerintah maupun swasta.
Baca juga: Ayo Cegah Difteri dengan Imunisasi
Terdapat beberapa gejala yang bisa dialami penderita difteri, namun yang paling khas menurut IDAI berupa selaput putih keabu-abuan di tenggorok atau hidung, yang dilanjutkan dengan pembengkakan leher atau disebut sebagai bullneck.
Untuk itu, IDAI pun memberikan langkah-langkah jika anak Anda menunjukkan gejala dari infeksi difteri sebagai berikut:
1. Segera ke fasilitas kesehatan terdekat apabila anak anda mengeluh nyeri tenggorokan disertai suara berbunyi seperti mengorok (stridor) atau pembesaran kelenjar getah bening leher, khususnya anak berumur <15 tahun.
2. Anak harus segera dirawat di rumah sakit apabila dicurigai menderita difteri agar segera mendapat pengobatan dan pemeriksaan laboratorium untuk memastikan apakah anak benar menderita difteri.
3. Apabila anak anda didiagnosis difteri, akan diberikan tatalaksana yang sesuai termasuk perawatan isolasi.
4. Untuk memutuskan rantai penularan, seluruh anggota keluarga serumah harus segera diperiksa oleh dokter dan petugas dari Dinas Kesehatan, serta mendapat obat yang harus dihabiskan untuk mencegah penyakit, apakah mereka juga menderita atau karier (pembawa kuman) difteri dan mendapat pengobatan.
5. Anggota keluarga yang tidak menderita difteri, segera dilakukan imunisasi DPT/DT/Td sesuai usia.
6. Laksanakan semua petunjuk dari Dokter dan Petugas Kesehatan setempat
7. Setelah imunisasi DPT, kadang-kadang timbul demam, bengkak dan nyeri ditempat suntikan DPT, yang merupakan reaksi normal dan akan hilang dalam 1-2 hari. Bila anak mengalami demam atau bengkak di tempat suntikan, boleh minum obat penurun panas parasetamol sehari 4 x sesuai umur, sering minum jus buah atau susu, serta pakailah baju tipis atau segera berobat ke petugas kesehatan terdekat.
8. Anak dengan batuk pilek ringan dan tidak demam tetap bisa mendapatkan imunisasi DPT/DT/Td sesuai usia. Jika imunisasi tertunda atau belum lengkap, segera lengkapi di fasilitas kesehatan terdekat. (Vonia Lucky/TW/Dok. Free Digital Images)