BABY

Kelainan pada Bayi (2)


Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond


Sebagai calon ibu, Anda tentu ingin bayi yang lahir nanti sehat dan sempurna. Namun, Tuhan sering kali punya rencana lain untuk buah hati Anda. Ia mungkin saja lahir tidak sempurna, meski secara fisik luar terlihat sehat. Kenali berbagai kelainan ringan yang mungkin bisa terjadi pada bayi Anda.

Bising Jantung
Kelainan pada jantung merupakan salah satu kondisi yang ditakuti bila sampai terjadi pada bayi. Bising jantung terjadi pada sekitar 500 bayi setiap tahunnya, namun umumnya tidak membahayakan. “Bising jantung membuat bunyi timbul di antara 2 detakan jantung,” kata Su Laurent, dokter anak dan pakar M&B.

Hal itu sebenarnya lazim terjadi pada bayi baru lahir, karena sirkulasi tubuhnya masih beradaptasi. Jika bunyi itu timbul, dokter akan mengatur pemeriksaan dengan echocardiogram (sebuah pemindai ultrasound untuk jantung). Sebanyak 90 persen kelainan bising jantung tidak berbahaya, namun ada kasus pada beberapa bayi di mana kondisi saluran di sekitar jantung menyempit atau mengakibatkan bolong di antara 2 bilik jantung.

“Meski demikian, tindakan operasi tetap dihindari. Operasi baru dianggap perlu jika bayi terlihat biru atau kelihatan tidak sehat. Namun, sebagian besar kasus sembuh dengan sendirinya.”jelas Su.

Developmental Dyslapsia of The Hips (DDH)
Sekitar 1-2 persen bayi baru lahir berisiko mengidap dyslapsia pada panggul, yaitu kondisi di mana sendi panggul tidak berkembang secara normal. “Panggul bisa bergeser dan anak akan menjadi pincang,” kata Su. Kondisi ini paling banyak menimpa anak perempuan, terutama bila dalam keluarga memiliki sejarah mengidap DDH.

Jika bayi berisiko tinggi mengalami DDH, dokter akan melakukan pemindaian ultrasound, karena terkadang kondisi ini tidak terdeteksi sampai anak belajar berjalan. “Bayi DDH akan dipasangkan gips untuk menjaga sendi panggul berada di tempat seharusnya selama ia tumbuh, sehingga kelak ia bisa tetap aktif,” ungkap Su.

Testikel Abnormal
Testikel anak lelaki diciptakan di perut dan diturunkan ke skrotum sebelum dilahirkan. Namun terkadang, salah satunya bisa gagal atau bahkan keduanya. “Jika dokter tidak dapat merasakan adanya testis, biasanya ia akan melakukan pemindaian ultrasound,” ujar Su. Jika testis belum juga turun di usia 3-6 bulan, dibutuhkan operasi kecil untuk menurunkan testis. Kalau tidak, kelak bisa menyebabkan masalah kesuburan dan meningkatkan risiko kanker testiskular. (NK/Sagar/DC/Dok. M&B UK)