FAMILY & LIFESTYLE

Eliminasi Garam dari Asupan Sehari-hari


Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond


Dijawab oleh: Emilia E. Achmadi MS., RD., nutritionis.

T: Adakah efek bagi orang yang menjalani diet dengan mengeliminasi garam dari asupan sehari-hari?

J: Seperti mineral-mineral yang lain, sodium (garam) memiliki tugas penting bagi tubuh, yaitu: sebagai elektrolit utama dalam tubuh yang mengontrol cairan di luar sel (extra cellular fluid atau ECF). meregulasi keluar masuknya cairan tubuh, mengatur fungsi enzim dan kontraksi otot termasuk mengontrol detak jantung, mengatur fungsi saraf dan penyerapan gula sebagai sumber utama energi dalam tubuh. Mengurangi asupan garam tambahan dalam bentuk garam meja menjadi kebiasaan yang baik karena pada dasarnya masyarakat Indonesia mengonsumsi terlalu banyak saat ini. Perlu dimengerti, garam secara alami terdapat dalam makanan alami, seperti sayur, gandum, dan produk hewan, seperti daging dan susu. Garam juga banyak didapati di dalam saus botolan dan kecap. Oleh karena itu, menghilangkan garam meja atau sodium 100 persen, bukan hanya tidak mungkin dilakukan, tetapi juga bisa berbahaya bagi kesehatan. Salah satu sifat garam adalah menahan air dalam tubuh. Dan karena air memiliki massa yang besar, 1 kg per 1 liter, semakin banyak garam yang dikonsumsi, semakin banyak pula volume air yang akan tertahan dalam tubuh dan membuat badan menjadi berat. Tetapi penting untuk diingat, bahwa hanya dengan mengurangi garam dalam makanan tanpa perubahan pola makan dan gaya hidup yang menyeluruh, penurunan berat badan hanya terjadi sebagai akibat hilangnya air dan bukan karena berkurangnya tumpukan lemak dan perbaikan kondisi tubuh. Ini berarti, penurunan berat badan ini hanya bersifat semu dan tidak memberikan manfaat kesehatan lainnya. (M&B/Dok. Free Digitalphotos)