Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Neonatal sepsis merupakan penyebab terbesar ketiga kematian bayi baru lahir di Indonesia. Penyakit ini sangat dipengaruhi oleh kebersihan ibu dalam menjaga kehamilan dan lingkungannya. Sebanyak 85 persen kasus neonatal sepsis terjadi dalam 24 jam setelah bayi dilahirkan. Namun, ada beberapa kasus yang terjadi setelah 24-48 jam dan 48-72 jam setelah bayi dilahirkan. Infeksi penyakit ini juga dapat terjadi sebelum, selama, dan sesudah proses persalinan.
Untuk itu, berdasarkan perbedaan waktu terjadinya, neonatal sepsis dibagi menjadi:
1. Early Onset (dini)
Sepsis terjadi pada 5 hari pertama setelah bayi dilahirkan dengan gejala yang timbul mendadak dan cukup berat. Biasanya menyerang sistem pernapasan, bersifat progresif, dan dapat mengakibatkan syok pada bayi.
2. Late Onset (lambat)
Serangan sepsis terjadi setelah bayi berusia 5 hari. Gejala umumnya berupa kelainan pada sistem susunan saraf pusat.
3. Infeksi Nosokomial
Penyakit sepsis timbul setelah lebih dari 48 jam Si Bayi dirawat di rumah sakit. Bayi terinfeksi karena pengaruh ruangan yang tidak terjaga kebersihannya.
Sedangkan, berdasarkan proses terjadinya, penyakit ini dibagi menjadi:
Antenatal
Bayi terkena neonatal sepsis karena adanya paparan mikroorganisme dari ibu, seperti infeksi yang disebabkan oleh cairan ketuban atau melalui penularan transplasental.
Selama Persalinan
Terjadi karena adanya trauma kulit dan pembuluh darah selama persalinan, atau tindakan obstetri yang dilakukan dengan menggunakan alat tertentu.
Postnatal
Infeksi terjadi setelah bayi dilahirkan karena adanya paparan mikroorganisme dari satu bayi ke bayi lainnya, ruangan yang terlalu penuh, dan jumlah perawat yang tidak memadai. Selain itu, infeksi juga bisa terjadi karena adanya kuman yang masuk melalui tali pusat, permukaan mukosa, mata, dan kulit. (Dina Christin/DC/Dok. M&B)