FAMILY & LIFESTYLE

Kemenkes: 90% Pasien COVID-19 yang Sudah Divaksin Berhasil Sembuh



Vaksin menjadi salah satu cara untuk memberikan perlindungan terhadap ancaman COVID-19. Karena itu, masyarakat diminta untuk melakukan vaksinasi COVID-19 sebagai upaya untuk mencegah penularan virus corona.

Meskipun mungkin Moms sering mendengar kabar bahwa beberapa orang yang sudah mendapat vaksinasi ternyata masih bisa terinfeksi COVID-19, akan tetapi menurut data dari berbagai penelitian, sebagian besar orang tersebut hanya mengalami gejala ringan dan bisa pulih dengan lebih cepat.

Dan apa pun jenis vaksin yang Anda dapatkan, baik itu Sinovac, Moderna, AstraZeneca, maupun Pfizer, Juru bicara vaksinasi COVID-19 dari Kementerian Kesehatan Ri, dr. Siti Nadia Tarmizi, memastikan semuanya sangat efektif dalam melawan virus corona, termasuk varian Delta.

Orang yang sudah divaksinasi juga memiliki peluang lebih besar untuk sembuh daripada yang tidak divaksin. Berdasarkan data terbaru, 90 persen pasien yang telah mendapat vaksin COVID-19 dosis pertama berhasil sembuh dari infeksi virus corona. Hal tersebut diungkapkan oleh dr. Nadia.

"Dari data klaim perawatan COVID-19 di rumah sakit periode Mei-Juli 2021, efek perlindungan vaksin itu terhadap pasien COVID-19 yang sudah mendapatkan vaksinasi dosis lengkap atau sudah mendapat dua dosis, ini betul-betul bisa melindungi risiko kematian hingga 73 persen," kata dr. Nadia dalam diskusi yang disiarkan Forum Merdeka Barat 9, seperti dikutip dari Detikcom.

"Kemudian kalau pasien COVID-19 yang sebelumnya mendapatkan dosis pertama 90 persennya sembuh. Dan yang mendapatkan vaksin dosis lengkap itu 96 persennya sembuh dari COVID-19. Sementara kalau kita lihat yang belum mendapatkan vaksinasi sama sekali itu hanya 84 persen yang sembuh," tambahnya.

Baca juga: Ini Beda Gejala COVID-19 pada Orang yang Sudah dan Belum Divaksin

Efektivitas vaksin terhadap bahaya COVID-19

Melansir Detikcom, dr. Nadia juga menjelaskan tentang efektivitas vaksin COVID-19 yang dipakai di Indonesia, seperti Sinovac dan AstraZeneca. Menurut jurnal di Inggris, vaksin AstraZeneca dapat mencegah kita dari risiko dirawat di rumah sakit akibat infeksi varian Delta.

"Dengan dua dosis vaksin AstraZeneca itu untuk mencegah risiko kita untuk dirawat di rumah sakit akibat varian Delta bisa sampai dengan 92 persen, bahkan tidak ada kematian akibat mereka yang divaksinasi dengan AstraZeneca ini," jelasnya.

"Juga kita ketahui dari beberapa laporan rumah sakit bahwa dengan dua dosis vaksin Sinovac itu penularannya itu bisa turun sampai dengan 94 persen. Dan mencegah kita untuk dirawat di rumah sakit itu sebanyak 96 persen dan menghindari kematian itu 98 persen," lanjutnya.

Meskipun begitu, dr. Nadia mengingatkan bahwa vaksin COVID-19 tidak akan memberikan perlindungan 100 persen terhadap virus corona. Orang yang sudah divaksinasi masih sangat mungkin untuk terpapar COVID-19, karena prinsip kerja vaksin adalah untuk melatih sistem kekebalan tubuh seseorang.

"Kalau sistem imunitas kita responsnya baik, maka pada sebagian orang walaupun tertular sama sekali tidak menjadi sakit. Kemudian gejala yang berat maupun kematian sangat bisa dihindari," tuturnya.

Hal ini sama dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Zoe Covid Symptom Study. Penelitian tersebut melaporkan bahwa orang yang terinfeksi COVID-19 saat sudah divaksin lengkap tidak menunjukkan gejala yang terlalu parah dan bisa pulih dengan lebih cepat.

Vaksin juga berperan penting untuk menekan gejala-gejala berat akibat COVID-19. Para ahli mengatakan bahwa kebanyakan orang yang telah disuntik vaksin COVID-19 memiliki gejala ringan.

Jadi, jangan ragu untuk ajak keluarga Anda melakukan vaksinasi COVID-19 lengkap ya, Moms. (M&B/SW/Dok. Freepik)