FAMILY & LIFESTYLE

Moms dan Dads, Lakukan Ini agar Kompak Mendisiplinkan Anak


Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond


Semua orang tua mengharapkan anak mereka tumbuh menjadi sosok yang disiplin. Karena itu, Moms dan Dads perlu menanamkan nilai-nilai kedisiplinan sejak dini agar karakter anak bisa menjadi seperti yang Anda berdua harapkan. Meskipun begitu, membangun kedisiplinan pada anak bukanlah perkara mudah.

Sebelum memulai melatih Si Kecil disiplin, Moms dan Dads perlu memberi contoh terlebih dahulu. Bagaimana pun, Anda sebagai orang tua adalah role model yang pertama kali dilihat anak. Anda berdua harus memberi contoh bagaimana menerapkan disiplin yang baik dalam keseharian agar Si Kecil bisa menirunya.

Contoh yang sederhana misalnya bangun pagi. Moms dan Dads selalu bangun pagi setiap hari agar bisa datang tepat waktu ke kantor. Dari contoh ini, anak bisa melihat bahwa orang tua menerapkan disiplin dalam hal bangun pagi. Selain karena harus bekerja, ada konsekuensi lain yang timbul bila terlambat bangun pagi.

Kompak dalam mendisiplinkan anak

Setelah memberi contoh, mulailah Moms dan Dads menerapkan aturan sebagai bagian dalam mendisiplinkan anak. Namun perlu diingat, Anda berdua haruslah satu suara dan kompak dalam memberlakukan peraturan di rumah dan melakukannya dengan konsisten. Tak perlu khawatir, jika Moms dan Dads punya perbedaan pandangan tentang cara mendisiplinkan anak, tips berikut ini bisa membantu Anda berdua:

1. Dengarkan pendapat pasangan. Setiap individu tumbuh dari pola asuh yang berbeda. Artinya, ada aturan serta pandangan yang berbeda terhadap sebuah aturan. Untuk itu, ada baiknya Anda mendengarkan pendapat pasangan mengenai peraturan maupun konsekuensi yang ingin diterapkan, baru kemukakan pendapat atau pandangan Anda sendiri.

2. Cari solusi terbaik. Setelah memahami sudut pandang masing-masing, diskusikan solusi terbaik agar peraturan yang diberikan tetap satu suara. Apakah perlu menerapkan pembagian kendali? Apakah peraturan tersebut disepakati bersama? Kalaupun ada pembagian kendali, tetap harus disepakati kedua belah pihak.

3. Libatkan anak dalam membuat peraturan. Mendengarkan pendapat anak atas pandangannya terhadap peraturan akan membantu orang tua melihat lebih jelas kebutuhan maupun kepribadian Si Kecil. Yang jelas, aturan yang dibuat untuk kebaikan anak dan satu suara dalam menerapkannya akan memberi dampak positif pada banyak hal bagi Si Kecil.

Jika Anda tidak kompak...

Orang tua yang tidak satu suara dalam menerapkan disiplin akan membangun mental image pada anak bahwa kedisiplinan bukanlah sesuatu yang harus dipatuhi. Selain itu, hal tersebut juga bisa membuat Si Kecil menjadi manipulatif. Saat mengetahui salah satu orang tua lebih "lemah", anak dapat menggunakan kelemahan tersebut sebagai alasan untuk tidak disiplin.

Orang tua yang tidak satu suara dan tidak konsisten dalam menerapkan disiplin dampaknya bisa menyebar ke tempat lain, seperti sekolah. Anak tidak lagi memandang peraturan sebagai sesuatu yang wajib ditaati, karena di rumah ia terbiasa mendapatkan pembelaan dari salah satu orang tua.

Agar kondisi ini tidak terjadi, Moms dan Dads perlu membuat kesepakatan bersama tentang perlunya satu suara dalam mendisiplinkan anak. Hal ini bisa disepakati dengan membagi kendali, misalnya Dads memiliki kendali atas hiburan anak seperti televisi, gadget, dan sebagainya. Sementara Moms memiliki kendali terhadap peraturan akademik anak.

Tetapi pastikan Anda berdua setuju dengan perbedaan kendali dalam penerapan aturan tersebut. Ketika salah satu orang tua memberikan konsekuensi terhadap sebuah aturan, ia tahu bahwa pihak tersebut yang memegang kendali, kecuali konsekuensi dianggap sudah terlalu berlebihan dan membahayakan anak.

Moms dan Dads juga sebaiknya berdiskusi terlebih dahulu sebelum menerapkan disiplin. Gali pemahaman masing-masing pasangan tentang alasan menerapkan disiplin, setelah itu cari solusi bersama agar mendapat yang terbaik untuk anak. (M&B/SW/Dok. Freepik)