FAMILY & LIFESTYLE

Mitos dan Fakta Seputar Sakit Gigi yang Perlu Anda Tahu


Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond


Tidak selamanya, sakit gigi lebih baik daripada sakit hati lho, Moms! Faktanya, sakit gigi bisa saja mengganggu aktivitas Anda seharian akibat rasa nyeri tak tertahankan yang Anda alami.

Sebagian orang masih meremehkan kesehatan gigi. Padahal, gigi yang tidak terawat bisa memicu terjadinya berbagai masalah, mulai dari sakit gigi ringan hingga sakit gigi parah.

"Sakit gigi ringan bisa berasal dari iritasi gusi yang bisa ditangani di rumah. Sedangkan sakit gigi parah disebabkan oleh masalah gigi dan mulut yang tidak akan mereda dengan sendirinya sehingga perlu ditangani oleh dokter gigi," demikian penjelasan Dr. drg. Rina Permatasari, Sp. KG, dokter spesialis konservasi gigi Rumah Sakit Pondok Indah, dalam RSPI Live Webinar bertajuk "Mitos dan Fakta Seputar Sakit Gigi" (1/4/2021).

Sakit gigi sering kali dianggap sebagai salah satu penyakit yang paling mengganggu. Rasa nyerinya tidak hanya bisa mengganggu mood, tapi juga aktivitas sehari-hari. Tak jarang, orang menjadi lebih mudah marah dan sulit berkonsentrasi akibat sakit gigi.

Sakit gigi bisa terasa menyakitkan karena adanya radang pulpa gigi. Pulpa atau saraf gigi termasuk bagian yang paling sensitif di tubuh manusia. Ketika pulpa meradang karena teriritasi atau terinfeksi, maka hal tersebut dapat menyebabkan rasa sakit yang sangat parah.

Penyebab utama dari sakit gigi adalah karies. Saat Anda mengonsumsi makanan dan minuman manis, bakteri di mulut akan memfermentasi gula dan melepaskan asam. Seiring waktu, asam dapat melarutkan lapisan email gigi yang memungkinkan bakteri dan toksinnya memasuki lapisan dentin yang lebih lunak, lalu mengiritasi pulpa.

Berikut adalah beberapa anggapan soal sakit gigi yang beredar di masyarakat. Sebagian adalah fakta, tapi tak sedikit yang hanya mitos, Moms.

Gigi Berlubang Bisa Diatasi dengan Menyikat Gigi 

Pernyataan ini adalah mitos. Menyikat gigi dengan pasta gigi tidak otomatis bisa mengatasi masalah gigi berlubang. Sebaliknya, menyikat gigi dengan pasta gigi berkalsium hanya bisa membantu menutup micro cavities yang tidak kasat mata. Sedangkan untuk lubang yang lebih besar, harus dilakukan proses penambalan gigi. Namun sebelum ditambal, harus diperhatikan apakah ada bagian saraf yang terbuka yang dapat mengganggu sistem saraf lainnya.

Sakit Gigi Bisa Hilang dengan Sendirinya

Jawabannya tentu saja tidak. Seperti telah disebutkan di atas, sakit gigi yang parah membutuhkan penanganan khusus dari dokter gigi. Anda perlu mengunjungi dokter gigi, apabila:

• Sakit gigi bertahan lebih dari 2 hari dan tidak hilang setelah minum obat penghilang rasa sakit.

• Mengganggu aktivitas sehari-hari, termasuk saat tidur di malam hari.

• Sakit disertai demam, nyeri saat menggigit, gusi merah, berdarah, dan bengkak, atau rasa tidak nyaman di mulut.

• Pipi bengkak hingga ke mata dan leher. Sulit menelan atau membuka mulut.

Apabila sakit gigi diabaikan, kerusakan pulpa bisa meluas ke akar hingga tulang di sekitar ujung pulpa. Tanpa pengobatan, pulpa akan mati dan membentuk abses gigi. Jika ini terjadi, maka dokter gigi hanya memiliki dua pilihan, yaitu perawatan saluran akar atau pencabutan gigi.

Sakit Gigi Bisa Memicu Penyakit Lain

Benar, sakit gigi sendiri mungkin tidak berakibat fatal. Akan tetapi infeksi yang tidak diobati pada gigi dapat menyebar lewat pembuluh darah dan dapat berakibat fatal atau bahkan mengancam jiwa.

Cara Mengatasai Sakit Gigi untuk Sementara adalah Kumur Air Garam

Ini fakta! Air garam hangat dapat melepaskan kotoran di antara gigi, berfungsi sebagai disinfektan, dan mengurangi peradangan. Selain berkumur air garam, Anda juga bisa mengompres dingin bagian yang bengkak dan terasa nyeri selama sekitar 20 menit. Lalu ulangi setiap beberapa jam. (Wieta Rachmatia/SW/Dok. Freepik)