TOODLER

Ini 7 Alasan Moms Tidak Boleh Memukul Anak sebagai Hukuman


Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond


Pasti semua anak pernah mengalami fase nakal atau rewel, dan tak ada orang tua yang benar-benar tahu cara menghadapinya. Ya kami tahu, mendisiplinkan Si Kecil bukanlah hal mudah dan tak jarang ini justru membuat Anda frustrasi. Tapi, jangan sampai Moms menggunakan kekerasan sebagai metode disiplin, ya.

Pasalnya, sudah banyak penelitian yang menemukan keterkaitan erat antara kekerasan masa kecil dengan masalah kesehatan mental maupun perilaku anak di masa depan. Selain itu, ada banyak lagi alasan lain yang Moms perlu tahu. Simak daftarnya berikut ini, Moms!

1. Mencontohkan Kekerasan Bisa Menyelesaikan Masalah

Memukul Si Kecil saat ia bersikap menyebalkan menunjukkan bahwa kekerasan dibutuhkan untuk menyelesaikan permasalahan hidup. Kekerasan saat mendisiplinkan Si Kecil akan menyiratkan bahwa cara paling efektif agar orang lain mendengarkannya adalah melalui kekerasan.

2. Merusak Kepercayaan Diri

Di tahun-tahun pertamanya, Si Kecil belajar tentang gambaran dirinya melalui orang lain, terutama orang tua. Memukul anak akan mengirimkan pesan yang buruk tentang gambaran diri Si kecil, karena membuatnya berpikir "aku anak yang nakal", "aku anak yang buruk", atau bahkan mempertanyakannya "apa yang salah denganku?"

3. Mendorong Penyakit Mental

Mengutip Psych Central, masalah atau gangguan kesehatan mental sering kali berkaitan dengan pengalaman kekerasan dengan tujuan disiplin saat masa kecil. Untuk itu, hindari memukul atau melakukan kekerasan lainnya buat menghukum Si Kecil.

4. Merusak Relasi

Penggunaan kekerasan dalam disiplin dapat merusak pondasi rasa percaya antara Anda dan anak. Si Kecil akan merasa tidak aman dan merasa takut terhadap Anda. Hal ini dapat terjadi dalam jangka panjang, bahkan hingga ia dewasa. Tak jarang, kekerasan masa kecil akan dapat memupuk masalah kepercayaan (trust issue) sehingga bisa menghambatnya untuk menjalin relasi dengan orang lain.

5. Tidak Efektif

Sebuah studi di tahun 2016 menemukan bahwa anak-anak tidak mendapatkan hal yang bermanfaat sama sekali dari pemukulan. Mengutip New York Times, Dr. Robert D. Sege, dokter spesialis anak di Tufts Medical Center dan Floating Hospital for Children di Boston, menyatakan, "Memukul memang membuat Anda mendapatkan perhatian anak, tapi itu bukan strategi yang efektif untuk mengajarkan hal yang benar dari hal yang salah."

6. Mencontohkan Kekerasan adalah Hal Benar

Ketika Anda menggunakan hukuman dengan kekerasan untuk menunjukkan kesalahan Si Kecil, Anda menyiratkan pesan bahwa seseorang yang lebih besar dan kuat berhak melakukan kekerasan terhadap orang lain. Anda tentu tak mau Si Kecil tumbuh dengan pemahaman ini dan menjadi sosok yang menakutkan bagi orang lain, kan?

7. Mendorong Perilaku Menyimpang

Ada banyak studi yang menemukan kaitan erat antara kekerasan di masa kecil dengan perilaku menyimpang anak di masa depan. Sebuah studi yang dimuat di jurnal Pediatrics pada tahun 2013 menemukan bahwa hukuman dengan kekerasan berkaitan dengan meningkatnya sikap agresi dan perilaku buruk anak di masa depan. Perundung biasanya mengalami kekerasan di rumah. (Gabriela Agmassini/SW/Dok. Freepik)