Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Test pack merupakan salah satu cara paling mudah untuk mengetahui apakah Anda hamil atau tidak. Namun terkadang test pack menunjukkan hasil positif, tapi hasilnya negatif. Apakah Moms pernah mengalami hal semacam ini?
Pada dasarnya, test pack yang dijual bebas di apotek dan supermarket, bekerja dengan cara memeriksa kadar hCG (human chorionic gonadotropin) yang muncul di dalam tubuh wanita yang sedang hamil. Sebagai catatan, hormon ini ada karena diproduksi oleh sel plasenta yang masuk ke aliran darah saat sel telur dibuahi di dalam rahim selama kurang dari seminggu. Lantas mengapa hasil test pack bisa salah?
Perlu diketahui, hasil test pack kehamilan memang tidak selalu akurat. Alat tes kehamilan semacam ini hanya bisa mendeteksi kehadiran janin sebesar 97 persen. Jadi tentu saja ada kemungkinan hasil tes tidak akurat. Itulah alasan utama mengapa ada kasus palsu atau false positive. Anda dinyatakan hamil jika merujuk pada hasil test pack, tapi sesungguhnya tidak.
Di sisi lain, ada juga faktor-faktor yang bisa mengakibatkan test pack memberikan hasil yang tidak benar, yaitu:
1. Tidak Mengikuti Instruksi
Saat akan menggunakan test pack untuk uji kehamilan, sangat disarankan Anda untuk membaca instruksi atau petunjuk pemakaiannya terlebih dahulu sebelum membuka dan menggunakannya. Apabila Anda dengan sengaja membiarkan membaca hasil test pack terlalu lama, maka urine pada alat tes bisa menguap dan mengakibatkan seolah-olah seperti muncul dua garis.
2. Mengonsumsi Obat Kesuburan
Saat Anda mengikuti program hamil, biasanya dokter akan memberikan obat atau suntik kesuburan, salah satunya suntik hCG. Hal inilah yang juga berpotensi mengakibatkan hasil test pack positif palsu. Biasanya, wanita menjadi sangat bersemangat untuk hamil sehingga melakukan tes lebih awal. Alhasil, test pack pun menunjukkan hasil positif palsu.
3. Keguguran di Awal Kehamilan
Hasil test pack positif palsu juga bisa menjadi pertanda bahwa Anda mengalami keguguran pada awal masa kehamilan. Ada kemungkinan, sebenarnya Anda memang benar hamil. Akan tetapi karena beberapa faktor, Anda mengalami keguguran.
Sebagian besar keguguran terjadi pada 13 minggu pertama kehamilan. Memang belum ada penelitian atau statistiknya, tapi diperkirakan cukup banyak peristiwa keguguran yang terjadi bahkan sebelum seorang wanita menyadari bahwa dirinya hamil.
Menurut American Pregnancy Association, kehamilan semacam ini disebut kehamilan kimia, yaitu kehamilan hilang sesaat setelah implantasi. Biasanya hal ini terjadi karena adanya kelainan kromosom pada sel telur yang telah dibuahi. Kehamilan kimia disinyalir menjadi penyebab 50 hingga 75 persen dari semua kasus keguguran.
4. Sisa Hormon Kehamilan
Setelah Anda melahirkan dan keguguran, hormon hCG masih dapat bertahan di tubuh Anda selama berbulan-bulan. Menurut American Pregnancy Association, tubuh wanita membutuhkan waktu untuk menormalkan kembali kadar hCG. Selain itu, ada kasus plasenta tertinggal di dalam tubuh dan bisa terus menghasilkan hCG selama beberapa waktu setelah keguguran. (Wieta Rachmatia/SW/Dok. Freepik)