FAMILY & LIFESTYLE

Tips Parenting Anti Stres Selama Pandemi ala Sinta Irawanto


Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond


Bagi Anda yang terbiasa beraktivitas di luar rumah, ketika diharuskan untuk tetap #DiRumahAja selama pandemi COVID-19, baik itu bekerja, sekolah, beribadah di rumah, tentu membuat Anda harus melakukan penyesuaian diri. Sama halnya dengan Devi Sintawati Handayani, atau yang dikenal dengan nama Sinta Irawanto, seorang penyiar radio, MC, penari, serta ibu rumah tangga yang juga butuh penyesuaian ketika harus beraktivitas di rumah.

Bagaimana cara ibu dari Cassia Vashti Kirana (6) dan Djo Parsha Aldevaro (3,5) ini menyesuaikan diri dengan kondisi pandemi? Apa yang ia lakukan untuk tetap aktif selama masa pandemi? Simak ceritanya serta tips parenting anti stres ala istri dari Savero Eddy Yunus ini pada artikel berikut ya, Moms!

Bagaimana pekerjaan selama pandemi?

Saya masih siaran, tapi karena kebetulan saya single DJ, jadi siarannya dari rumah. Di rumah saya buat satu tempat khusus untuk siaran guna menghindari distraksi. Meskipun ada anak di rumah, tapi mereka tahu kalau sudah waktunya saya harus kerja di area tersebut, ya mereka tidak akan ganggu.

Bagaimana Anda menghadapi masa awal pandemi?

Sebelumnya kebetulan saya banyak kerja di luar, tidak hanya di radio saja. Jujur sebulan pertama pandemi, saya sangat menikmati waktu-waktu saya ketika #DiRumahAja, karena saya benar-benar tidak melakukan apa pun, hehe.

Nah di bulan kedua, timbullah rasa bosan. Saya juga berpikir, badan saya tidak bisa dibiarkan bermalas-malasan terus. Akhirnya bulan kedua, saya mulai membuat rutinitas untuk diri saya sendiri meski #DiRumahAja, dan saya melakukan penyesuaian kembali dengan badan saya.

Jadi aktivitas baru saya di rumah hingga sekarang adalah saat pagi hari, selagi anak-anak sekolah online, biasanya saya olahraga dulu, kemudian masak, sehabis itu beres-beres badan sendiri. Lalu siangnya saya main sama anak-anak, dan sore sudah pasti jam berkebun. Jadi biar padat jadwalnya, biar capek juga badannya tapi tidurnya enak, hehe.

Bagaimana Anda menemani Si Kecil sekolah online?

Saat ini anak pertama saya kan sudah mulai sekolah. Biasanya setiap pagi saya pantau dulu sebentar, lalu dia bisa saya tinggal sendiri. Dua bulan terakhir ini sudah mulai paham dengan kondisi sekolah online, walaupun dia baru kelas satu SD, ya. Tapi sebelumnya memang sudah saya beri pemahaman bahwa saat ini ia menjalani homeschooling. Jadi bukan sekolah yang dirumahkan, tapi sekolah di rumah.

Ketika bulan pertama ia sekolah, bukan anak saya saja yang butuh penyesuaian, saya pun juga, dan cukup kewalahan, karena lumayan banyak hal yang harus dijelaskan pada anak tentang sekolahnya ini. Tapi sekarang bulan kedua ia sudah mulai mengerti arahan dari gurunya dan bisa dilepas sendiri.


Bagaimana Anda menghabiskan akhir pekan dengan keluarga di masa pandemi ini?

Biasanya kalau pagi hari kami ada jam free screen, siangnya mungkin bisa jalan-jalan di mobil saja, atau berkunjung ke rumah eyang atau omanya anak-anak. Jadi cukup jelas perjalanan kunjungan kami. Untuk aktivitas di luar rumah, sekitar 2 minggu sekali, biasanya kami cari taman yang terbuka supaya anak-anak bisa olahraga. Tetapi karena kebanyakan taman umum ditutup, kami pun harus mencari taman-taman di apartemen.

Beberapa waktu lalu, kami juga sempat ke taman safari karena anak-anak sudah telalu bosan di rumah. Jadi pagi berangkat, siangnya pulang. Selebihnya saya belum berani pergi atau ajak anak-anak ke tempat yang jauh-jauh dulu. Apalagi kalau lihat berita juga masih agak parno, ya.

Sebagai penari tradisi, apa Anda ingin Si Kecil kelak bisa berkecimpung di dunia seni tari juga?

Saya mau anak saya bergerak di bidang seni, tapi tidak terbatas pada bidang seni tari saja, dan saya ingin mereka mengenal sendiri. Tetapi kalau dilihat, khususnya anak pertama saya, ia tidak terlalu tertarik dengan seni tari tradisi karena anak saya jarang melihat saya menari. Ia mungkin lebih tertarik tari balet karena suka menonton film Princess. Tapi setelah saya kenalkan tarian tradisi akhirnya dia bilang suka. Akhir-akhir ini dia juga suka lihat video tari-tarian Bali di YouTube, dan dia bilang mau belajar.

Selain itu, saya juga arahkan dia pada bidang musik, dan ternyata anak pertama saya suka sekali bernyanyi. Tapi kalau kata orang-orang, di umur Cassia yang masih 6 tahun, sebaiknya diarahkan untuk main alat musik dulu. Jadilah saya coba arahkan dia untuk belajar piano, belajar notasi. Sampai saya pun ikut belajar, haha. Tapi jadi ikutan semangat sih, bisa belajar sama anak.


Apakah ada perbedaan ketika mengurus anak perempuan dan laki-laki?

Wow, bagaikan langit dan bumi mereka, haha. Ketika hamil anak yang pertama, saya merasa lebih sensitif, saya lebih banyak berinteraksi dengan dia, dan lebih menjaga kehamilan anak pertama saya ini. Jadi saya merasa anak pertama saya ini lebih gampang mengikuti apa yang ada di pikiran ibunya, dia lebih paham.

Nah, kalau kehamilan anak laki-laki yang kedua ini saya lebih cuek saat trimester keduanya, sementara trimester dua ke tiga saya sensitif banget. Karena saat usia 6 bulan badan saya sakit semua rasanya, akhirnya saya memilih yoga. Dengan ikut yoga, saya lebih main batin sama anak kedua. Jadi kalau secara batin sama anak kedua itu dapet banget, ketika dia tahu saya sedang kesal atau marah sekali atau butuh perhatian dia, dia akan selalu ada buat saya. Tapi kalau soal perintah dan omongan saya tidak pernah dia dengarkan, mungkin karena anak laki-laki, ya.

Ada tips parenting anti stres di masa pandemi yang ingin dibagikan pembaca M&B?

Sebagai ibu, pastikan kita harus punya waktu sendiri. Lakukan hal-hal yang membuat diri kita bahagia, entah itu olahraga, berkebun atau masak. Kita bisa minta bantuan atau kerja sama dengan suami, orang rumah atau ART di rumah untuk mengurus anak.

Kalau saya kebetulan dibantu oleh ART di rumah, jadi saya bilang sama mereka walau saya ada di rumah, tapi mereka tetap harus bantu pegang anak-anak. Saya juga beri pengertian sama anak-anak kalau waktunya saya kerja berarti itulah waktu mereka tidak bisa bermain dengan saya. Mereka bisa melakukan aktivitas yang lain. Jadi ada pembatasan di rumah.

Ketika ada pembatasan, kita jadi punya me time. Kalau tidak, nanti kitanya edan lho, bisa stres. Jadi ketika ibu hatinya senang karena masih punya me time, sudah pasti saat melakukan aktivitas bersama anak-anak pun akan jadi lebih happy, dan mereka akan dapat energi yang bagus juga dari orang tuanya. (Vonda Nabilla/SW/Dok. Instagram @sintairawanto)