Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Ada begitu banyak mitos terkait kesehatan organ reproduksi. Salah satu mitos yang sangat populer adalah vagina dapat mengendur atau longgar bila seseorang melakukan hubungan intim terlalu sering. Tak jarang juga perilaku seksual yang tidak wajar dikaitkan dengan vagina yang kendur. Selain itu, vagina yang kendur juga disebut-sebut membuat hubungan intim terasa kurang nikmat. Tapi apakah benar berhubungan intim dapat menyebabkan vagina menjadi longgar?
Lentur Alami
Vagina Anda adalah salah satu organ yang paling elastis. Bayangkan saja, seorang bayi dapat keluar dari vagina Anda! Artinya, vagina Anda dapat meregang untuk mengakomodasi hal-hal yang masuk (seperti penis) maupun keluar (seperti bayi). Yang perlu diingat, setelah meregang, vagina akan kembali ke bentuk awal dalam waktu sebentar, bahkan setelah Anda melahirkan. Otot-otot vagina mampu memanjang dan mengerut kembali, layaknya karet gelang atau akordeon.
Hal penting lain yang perlu Anda ketahui juga, tidak ada kondisi yang disebut sebagai vagina kendur atau longgar. Memang, kondisi vagina dapat berubah-ubah, baik dipengaruhi oleh faktor penuaan atau persalinan. Tapi, vagina tak akan kehilangan seluruh daya regangnya secara permanen.
Dalam kondisi normal, jaringan otot vagina Anda tetap terlipat erat seperti akordeon tertutup. Dalam kondisi tertentu, terutama saat Anda merasa khawatir, otot vagina dapat menjadi tegang atau lebih ketat. Dan saat Anda terangsang secara seksual, vagina Anda secara alami melentur.
Setelah hubungan seksual selesai dilakukan, vagina kembali pada kondisi normal, yakni pada kondisi sebelum berhubungan seksual. Maka dari itu, melakukan hubungan seksual sebanyak apa pun tidak akan membuat vagina Anda longgar atau kendur secara permanen.
Berubah Permanen
Walau vagina elastis, beberapa faktor dapat menyebabkan vagina tak mampu kembali ke posisi awal secara 100%. Seorang ibu yang telah melahirkan beberapa kali cenderung memiliki vagina yang tak mampu kembali ke posisi awal secara sempurna.
Selama proses melahirkan, vagina akan tertarik atau melebar. Kerusakan kulit, jaringan, atau otot vagina selama proses melahirkan dapat menyebabkan otot-otot vagina tidak mungkin kembali secara penuh seperti saat sebelum persalinan, dan Anda mungkin butuh waktu untuk menyesuaikan diri dengan kondisi ini.
Faktor lainnya adalah proses penuaan. Kondisi seluruh tubuh, mulai dari sel hingga organ tubuh, akan berubah seiring dengan bertambahnya usia. Kulit dan otot perlahan-lahan akan berubah menjadi kurang kuat dan kencang. Dan hal ini dapat menjelaskan mengapa vagina berubah daya elastisnya saat seorang perempuan menua. Selama menopause, kadar hormon estrogen akan turun drastis, dan hal ini dapat menyebabkan vagina menjadi lebih kering dan kurang elastis.
Menjaga Kondisi Vagina
Ada beberapa cara untuk menjaga kondisi kelenturan vagina Anda. Pertama, perhatikan posisi saat berhubungan seksual. Posisi man-on-top atau pria di atas dapat membuat vagina terasa makin rapat saat berhubungan seksual.
Senam Kegel juga dapat membantu menjaga kelenturan vagina Anda. Gerakan-gerakan berbagai senam Kegel dapat membantu menguatkan otot-otot pelvis di sekitar vagina. Otot-otot pelvis ini berguna untuk menjaga vagina, rahim, kantung kemih, dan rektum berada tepat di tempatnya masing-masing.
Bila otot pelvis mengendur atau melemah, maka vagina juga dapat menjadi kurang ketat. Otot pelvis yang kuat juga dapat membantu mencegah inkontinensia (tak bisa menahan kencing atau mengompol) dan prolaps organ. (Gabriela Agmassini/SW/Freepik)