Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Moms, saat ini perangkat digital ada di mana-mana dan anak-anak generasi masa kini merupakan generasi digital native di mana mereka sudah mengenal media elektronik dan digital, bahkan sejak lahir. Memang, jika dimanfaatkan dengan baik, internet dapat menjadi sarana mencerdaskan, karena menghubungkan anak dengan berbagai sumber informasi. Anak dapat mencari bahan untuk menulis tugas sekolah, berhubungan dengan teman, bermain game, dan mengikuti tren terkini.
Namun, menggunakan internet bukannya tanpa bahaya ya, Moms. Si Kecil bisa saja terpapar oleh materi yang tidak pantas, pencurian identitas, hingga yang paling meresahkan, cyberbullying. Oleh karena itu, anak dan orang tua perlu pandai-pandai memanfaatkan media digital dan menghindari efek negatifnya.
Pentingnya Literasi Digital dan Keamanan Online
Riset Google bersama dengan lembaga riset Fluent akan "Digital Wellbeing" tahun 2019 menunjukkan bahwa 1 dari 3 pengguna internet adalah anak-anak. Internet membuka banyak peluang untuk bermain, belajar, dan bersosialisasi. Di saat yang sama, hal ini membuat anak-anak menghadapi risiko yang juga dihadapi orang dewasa. Buktinya, riset yang sama menunjukan bahwa 83 persen orang tua di Indonesia khawatir anak mereka terpapar konten yang tidak pantas atau berbahaya saat menggunakan teknologi digital.
Nah, dalam rangka memperingati Hari Aman Berinternet Sedunia (Safer Internet Day) setiap tanggal 11 Februari, Google Indonesia bersama Yayasan Sejiwa dan Indonesia Online Child Protection (ID-COP) dan didukung oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI (Kemen PPA), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI (Kemdikbud), Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Kemkominfo), dan Siberkreasi meluncurkan program Tangkas Berinternet.
Tangkas Berinternet adalah sebuah program global literasi digital dan keamanan online yang dijalankan oleh Google dan bertujuan untuk meningkatkan ketahanan berinternet anak-anak. Program ini memuat beberapa materi ajar untuk guru dan orang tua, situs terkait literasi digital, dan permainan berbasis web yang dapat membantu mengajarkan konsep literasi digital kepada anak-anak dengan bantuan guru dan orang tua.
Bagaimana pun juga, rumah akan selalu menjadi tempat belajar utama bagi anak-anak, begitu pula dalam mempelajari kebiasaan online yang sehat. Karena itu, peran orang tua sangat besar untuk membimbing Si Kecil dalam menggunakan internet dengan baik dan bijak.
Ditemui saat peluncuran Tangkas Berinternet, Bintang Puspayoga, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI, menyampaikan pentingnya pendampingan dari orang tua dan guru dalam berinternet. "Kami menyambut baik dan sangat mengapresiasi Google, Yayasan Sejiwa, dan Indonesia Online Child Protection (ID-COP) yang telah meluncurkan inisiatif Tangkas Berinternet ini. Kami merasa program ini sangat penting untuk meningkatkan ketahanan berinternet anak-anak dengan memberikan media pembelajaran untuk guru dan orang tua terkait literasi digital. Kami juga berharap kegiatan ini dapat menghasilkan langkah-langkah positif untuk melindungi anak di internet, memberikan pencerahan, inspirasi, dan mendorong inovasi bagi kita semua. Kita (orang tua) harus dapat lebih terbuka dan melatih anak-anak untuk tidak hanya siap dalam menghadapi era digital dan Industri 4.0, tapi juga tangkas dalam berinternet agar sukses di era digital ini," tukasnya.
5 Aspek Ketangkasan Berinternet
Putri Alam, Kepala Kebijakan Publik dan Hubungan Pemerintah Google Indonesia menyampaikan, "Tangkas Berinternet adalah salah satu bentuk gerakan bersama untuk membantu memaksimalkan yang terbaik dari teknologi untuk anak-anak dan keluarga, sekaligus meminimalisir risikonya."
Putri juga menjelaskan 5 hal penting yang harus diperhatikan agar anak tangkas berinternet, yaitu:
1. Cerdas
Hati-hati dalam berbagi, pertimbangkan baik-baik konten apa dan dengan siapa Si Kecil membagikannya. Si Kecil juga harus memahami konsekuensi yang muncul karena berbagi, serta menyimpan informasi yang sangat sensitif untuk dirinya sendiri.
2. Cermat
Jangan mudah tertipu, ketahui cara membedakan antara yang asli dan yang palsu, pahami phising dan cara melaporkannya, dan kenali tanda-tanda kemungkinan scam.
3. Tangguh
Jaga rahasia dan bertanggung jawablah untuk melindungi informasi yang penting. Si Kecil juga harus membuat sandi yang unik dan kuat namun mudah diingat, seperti menggabungkan huruf besar-kecil, angka, dan simbol.
4. Bijak
Si Kecil bisa memanfaatkan kekuatan internet untuk menyebarkan hal positif, memblokir perilaku tak pantas di internet, dan mau melawan serta melaporkan perundungan setiap kali ia melihat atau mengalaminya.
5. Berani
Selalu bertanya jika ragu dan menemukan hal yang membuatnya merasa tak nyaman. Beranikan diri dan hubungi orang yang dipercaya dan dapat membantu, seperti guru, kepala sekolah, atau orang tua. Jangan takut jika menerima pesan atau komentar menyeramkan dari orang asing. Tunjukkan kepada orang dewasa yang dipercaya, lalu blokir dan laporkan si pengirim pesan.
Tak Hanya untuk Anak
Saat ini, program Tangkas Berinternet sudah semakin banyak digunakan oleh sekolah-sekolah di berbagai negara di dunia. Program ini juga dikemas secara menarik dan atraktif sehingga tentunya akan mempermudah pembelajaran. Contohnya, Interland, yang merupakan game online interaktif yang dapat dimainkan di rumah.
Selain untuk mempelajari 5 aspek penting di atas, Moms dan Dads juga akan menemukan kosakata serta hal-hal yang perlu dibicarakan dalam diskusi dan kegiatan keluarga. Ini semua tentu akan membantu Moms dan Dads membangun landasan yang kuat untuk penggunaan internet yang baik dan aman. Penasaran, Moms? Materi ajar untuk guru dan orang tua, permainan berbasis web untuk anak-anak sudah dapat diakses di g.co/tangkasberinternet. (Nanda Djohan/SW/Dok. Freepik, M&B)