FAMILY & LIFESTYLE

Tip Mengajarkan Kejujuran

ibu dan balita

Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond


Suatu hari, Marina, ibu dari Rafa, 4 tahun, dan Rita, 2 tahun, mengaku pernah memergoki anaknya, Rafa berbohong. Ia pun khawatir anak sulungnya terbiasa berbohong, "Suatu hari, seorang temannya menangis, katanya dipukul Rafa, tetapi Rafa tidak mengaku. Saya juga pernah memergoki Rafa memecahkan gelas, lagi-lagi ia tidak mengaku. Bagaimana, ya, supaya Rafa mau berkata jujur?”Ujar Marina. Berikut adalah rekomendasi para ibu untuk mengatasi masalah tersebut.

Beri Pemahaman

“Berikan pemahaman secara sederhana pada Si Kecil bahwa berbohong itu tidak baik dan dapat berakibat buruk, misalnya tidak akan ada orang yang percaya dengan kata-katanya, sehingga ia pun tidak bisa memiliki banyak teman. Selain itu, sebagai orangtua kita juga harus konsisten untuk berbicara jujur. Jika Si Kecil mengajukan pertanyaan yang kita tidak tahu jawabannya, katakan dengan jujur bahwa kita tidak tahu dan ajak ia untuk mencari jawabannya bersama-sama.”
Nur Rofiatun, 30, ibu dari Fathian Radiatia Putra, 2 tahun 3 bulan.

Tidak Memarahi

“Evan melakukan kebohongan untuk pertama kalinya saat berusia dua tahun. Saat itu, ia sedang bermain di luar rumah, kemudian ada anak tetangga yang menangis histeris dengan tubuh berlumuran pasir. Saya curiga Evan yang menyiramnya karena sebelumnya mereka memang sedang bermain bersama. Saat saya tanya, Evan tidak mengaku namun terlihat ketakutan. Saya lalu menatap matanya dan meyakinkan bahwa saya tidak akan marah jika ia berkata jujur. Evan akhirnya mengaku kalau memang ia yang melakukannya dan meminta maaf serta berjanji tidak akan mengulanginya lagi.”
Ika Dian Sari, 28, ibu dari Evan Dixoo Handika, 3 tahun 8 bulan.

Beri Rasa Aman

“Saya memasukkan Maza di sekolah full day, sehingga ia harus tidur siang di sekolah. Setiap pulang sekolah, saya selalu bertanya apakah Maza tidur siang dan selalu dijawab iya. Suatu hari, saya mendapat laporan dari gurunya bahwa Maza jarang sekali tidur siang di sekolah. Saya pun bertanya mengapa ia berbohong. Sambil menangis ia berkata, 'takut mama marah.' Saya langsung memeluknya dan meminta maaf. Tanpa disangka Maza malah berjanji tidak akan berbohong lagi. Ternyata, yang ia butuhkan hanyalah rasa aman untuk berkata jujur.”
Triana W, 29, ibu dari Maza, 4.