Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Bau saat hamil dan hidung yang sangat sensitif adalah kenyataan, Moms. Adalah hormon yang menimbulkan masalah tersebut. Hormon memengaruhi tak hanya sensor penciuman Anda, tetapi juga mengubah bau tubuh, yaitu keringat dan cairan vagina dari tidak berbau, menjadi berbau tidak sedap yang kuat. Apa penyebabnya?
Penyebab Bau Tak Sedap
Satu-satunya penyebab bau tak sedap yang dialami ibu hamil adalah perubahan hormon. Hormon tidak hanya membuat vagina berbau tidak sedap dan sangat kuat, tapi juga membuat bau badan menjadi sangat kuat dan apak.
Saat hamil, kadang vagina mengeluarkan cairan berwarna bening, mirip keputihan yang berbau sangat tidak enak. Situs www.webmd.com, menulis bahwa selama cairan yang keluar bening atau berwarna sedikit keputihan, Anda tidak perlu khawatir. Hal ini adalah normal akibat pengaruh hormon kehamilan.
Selain bau, ibu hamil mengalami masalah keringat berlebih di tempat-tempat tertentu, yang mungkin biasanya tidak pernah berkeringat. Bagian dada adalah salah satu tempat yang biasa menghadapi masalah ini. Menurut situs www.livestrong.com, bau badan bisa muncul karena keringat berlebih ini. Masalahnya, saat hamil, suhu tubuh Anda akan meningkat dan untuk menormalkan suhu, muncullah keringat.
Perubahan bau badan tidak serta merta terjadi, namun bertahap dan semakin lama semakin kuat. Tapi Anda tidak perlu khawatir karena bau badan Anda akan kembali normal segera setelah melahirkan.
Sementara itu, tidak ada cara lain untuk mengatasi bau badan selain lebih sering mandi dan menggunakan deodoran. Anda juga harus sering mengganti baju Anda, terutama di saat udara panas. Anda juga dapat mengurangi bau keringat dengan berdiet makanan tertentu yang dapat menimbulkan bau kuat, misalnya diet bawang putih dan makanan berbumbu pedas.
Namun untuk vagina, Anda tidak boleh membersihkannya dengan cara douching atau menyemprotkan parfum ke bagian intim tersebut, sebab dikhawatirkan menimbulkan iritasi dan infeksi yang berbahaya bagi janin.
Jika Anda perhatikan, bau urine Anda pun berubah. Bau urine itu ada yang normal, namun ada juga yang mengindikasikan gejala infeksi saluran kemih. Dr. Miriam Stoppard di dalam bukunya yang berjudul Conception, Pregnancy, and Birth, menulis bahwa agak sulit membedakan bau urine yang normal dengan yang disebabkan infeksi.
Namun, jika terjadi infeksi, bau urine seperti bau ikan busuk dan disertai gejala lain, seperti anyang-anyangan, rasa panas di vagina saat buang air kecil, gatal, dan pegal di bagian pinggang. Jika Anda mengalami tanda infeksi, segera periksakan diri ke dokter.
Bumil juga Sensitif Terhadap Bau
Kehamilan memang memengaruhi tubuh lebih dari yang bisa Anda bayangkan. Tidak hanya menderita bau tidak sedap, Moms juga mengalami perubahan, salah satunya indra penciuman menjadi super sensitif. Sensitivitas indra penciuman terjadi karena hormon meningkatkan aliran darah termasuk ke bagian penciuman.
Salah satu problem yang kerap dialami oleh bumil adalah merasa tidak nyaman terhadap bau tubuh suami, meskipun suami Anda sudah mandi dan berganti baju sebelum mendekati Anda, tapi tetap saja Anda merasa mual.
Untuk mengatasi masalah ini, Anda bisa coba mengidentifikasi bau suami yang tidak Anda sukai, apakah karena sabun mandi, parfum, aftershave, bau mulutnya (apakah ia merokok atau penyuka makanan pedas), atau bau bagian tubuhnya (misal bau keringat atau bau kaki).
Dengan mengidentifikasi bau yang paling membuat Anda mual, Anda bisa memperbaiki keadaan. Yang juga penting, bicarakan masalah Anda ini agar suami tidak tersinggung. Katakan bahwa masalah ini akan selesai setelah Anda melahirkan. Jadi, jangan khawatir! (M&B/SW/Dok. Freepik)