TOODLER

Waspada Hepatitis A pada Anak! Ketahui 10 Fakta Ini


Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond


Anda tentu tahu bahwa hepatitis ada tiga jenis, yaitu hepatitis A, B, dan C. Namun ternyata dari ketiga jenis tersebut, hepatitis A adalah yang paling umum terjadi dan sangat besar kemungkinannya menyerang anak-anak. Untuk itu, ketahui beberapa fakta mengenai hepatitis A berikut ini yuk, Moms.


1. Menyerang Anak 3 Tahun

Hepatitis disebabkan oleh virus yang menyerang organ hati. Hepatitis A biasanya menyerang anak-anak usia 3 tahun ke atas. Biasanya, di usia itu, anak-anak mulai banyak bersosialisasi dan beberapa mulai diizinkan orang tuanya untuk jajan. Perlu diketahui, jajan sembarang bisa menjadi salah satu pemicu hepatitis A lho, Moms.


2. Bisa Dipicu oleh Jajan Sembarangan

Ya, jajan sembarang tidak hanya bisa membuat anak sakit perut, tetapi juga bisa meningkatkan risiko anak terinfeksi hepatitis A. Menurut Dr. Rudi Hartono, SpA, dari Momandchildhealth.com, di daerah-daerah dengan tingkat sosial ekonomi rendah, padat penduduk, dan tingkat kesadaran sanitasi rendah, kejadian infeksi hepatitis A sangat tinggi. Namun meski sudah hidup bersih, anak masih mungkin terinfeksi virus hepatitis A jika mengonsumsi makanan dan minuman yang tercemar.


"Indonesia termasuk daerah yang tinggi infeksi hepatitis A. Virus ini menyebar melalui jalur fekal-oral, kontak langsung antar orang, atau melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi virus tersebut," jelas Dr. Rudi.


3. Gejalanya Sulit Ditebak

Sekitar 2-7 minggu setelah terinfeksi virus, gejala hepatitis A terlihat. Gejala ini biasanya terlihat hingga sekitar 2 bulan setelah terinfeksi. Pada pasien balita, gejala hepatitis A susah dilihat. Kadang dokter menduga penyakit yang muncul adalah diare. Dan, memang biasanya hepatitis A akan sembuh dengan sendirinya.


4. Kenali Gejala Umumnya

Menurut Dr. Rudi, gejala awal yang umum terjadi jika anak terinfeksi hepatitis A adalah berikut ini:

• Cepat lelah,

• Lesu,

• Nafsu makan berkurang,

• Diare,

• Mual,

• Muntah,

• Nyeri otot,

• Demam.


5. Sering Dikira Sakit Kuning

Masyarakat sering salah mengenali gejala hepatitis A. Sebagian penderita hepatitis mengalami mata dan kulit yang kekuningan (seperti penderita jaundice atau sakit kuning). Biasanya, urine mereka pun berubah warna menjadi cokelat dan BAB berwarna pucat. Walau begitu, banyak juga yang terinfeksi hepatitis namun tidak mengalami gejala kuning.


6. Butuh Pemeriksaan Darah

Karena gejalanya sangat umum dan mirip sakit kuning, maka dibutuhkan pemeriksaan darah untuk menegakkan diagnosis anak terinfeksi hepatitis A. Seseorang positif mengalami hepatitis jika dalam darahnya terdeteksi protein virus dan jumlah antibodi virus yang meningkat.


7. Akan Sembuh dengan Sendirinya

Walau membuat orang tua sangat khawatir, namun perlu diketahui kalau hepatitis A akan sembuh dengan sendirinya lho, Moms. Untungnya, hepatitis A juga tidak menimbulkan sakit yang serius dan tidak akan menimbulkan kerusakan organ hati.

Kok bisa sembuh sendiri, ya? Bisa dong! Karena begitu terkena hepatitis, tubuh akan membentuk antibodi alami untuk melindungi diri dari virus sejenis. Namun saat daya tahan tubuh menurun, penyakit bisa kambuh.


8. Anak Perlu Banyak Minum

Untuk mengenyahkan virus, anak akan lebih cepat sembuh jika ia diberi banyak minum, makanan bergizi, dan istirahat. Mengurangi kegiatan adalah hal terbaik yang bisa dilakukan untuk mengusir virus tersebut dari tubuh Si Kecil.


9. Bisa Dicegah dengan Vaksinasi

Berita baiknya: Hepatitis A bisa dicegah dengan vaksinasi. Vaksin ini bisa diberikan dalam 2 kali suntik. Yang pertama diberikan saat Si kecil berusia 24 bulan dan diulangi lagi dalam interval 6-12 bulan setelah suntikan pertama tersebut.


"Biasanya vaksin yang diberikan sebelum seseorang terkena virus hepatitis A akan efektif mencegah terkena penyakit tersebut," jelas Dr. Rudi.


10. Bayi Aman dari Hepatitis

Karena umumnya hepatitis hanya menyerang anak usia 3 tahun ke atas, maka sangat jarang kasus bayi mengalami hepatitis A. Menurut Dr. Rudi, bayi biasanya tidak terjangkit hepatitis A karena ia masih memiliki antibodi dari ibunya yang didapatnya saat lahir atau dari ASI. (M&B/Tiffany/SW/Dok. Freepik)