Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Saat hamil, seorang ibu berisiko terkena infeksi saluran kemih (ISK). Menurut organisasi March of Dimes, sekitar 10 persen ibu hamil mengalami infeksi saluran kemih di masa kehamilannya. American Pregnancy Association (APA) juga menambahkan kalau risiko ISK memang meningkat pada wanita hamil, mulai dari kehamilan minggu ke-6 hingga minggu ke-24.
90 persen ISK disebabkan oleh bakteri Escherichia coli. Bakteri lain yang juga bisa menyebabkan ISK adalah Staphylococcus saprophyticus, seperti yang disebutkan oleh WHO. Bakteri-bakteri ini bisa berkembang di setiap bagian dari saluran kandung kemih Anda, mulai dari ginjal, berlanjut ke ureter, dan berakhir di uretra.
Penyebab dan Gejala
Menurut American College of Obstetrics and Gynecology (ACOG), anatomi tubuh wanita membuatnya rentan terkena ISK setelah berhubungan seks. Ujung uretra ada di depan vagina, dan selama berhubungan seks, bakteri dekat vagina bisa masuk ke uretra lewat kontak dengan penis, jari, atau benda lain.
Selama kehamilan, posisi saluran kemih tersebut berubah. Menurut APA, saat hamil, rahim berada tepat di atas kandung kemih. Seiring perkembangan rahim, beratnya dapat mengganggu pengosongan urine dalam kandung kemih hingga menyebabkan infeksi Escherichia coli lebih mudah menyerang sistem saluran kemih.
ISK bisa membuat Anda sangat tidak nyaman, terutama saat buang air kecil. Yuk, kenali gejala-gejalanya:
⢠Nyeri saat buang air kecil.
⢠Lebih sering ingin buang air kecil dibanding biasanya.
⢠Ada darah di urine.
⢠Keram di bagian bawah perut.
⢠Nyeri saat berhubungan intim.
⢠Sering bangun tidur tengah malam untuk buang air kecil.
⢠Perubahan banyaknya urine, entah lebih banyak atau sedikit.
⢠Urine berwarna keruh dan berbau menyengat.
⢠Kandung kemih terasa nyeri.
⢠Ketika bakteri sudah menyebar ke ginjal, Anda akan merasa demam, sakit punggung, juga mual muntah.
Risiko Jangka Panjang
Menurut ACOG, risiko Anda terserang ISK akan meningkat jika memiliki riwayat ISK sebelumnya. Sudah melahirkan beberapa kali, menderita diabetes, hingga mengalami obesitas juga menjadi risiko lainnya. Tidak hanya berbahaya bagi kehamilan, ISK juga berbahaya bagi kesuburan wanita. Hal ini juga diungkapkan oleh Dr. Shirley Anggraini T., M.Kes, Sp.OG, dari RSIA Kemang Medical Care.
"Infeksi Saluran Kandung Kemih (ISKK) sebenarnya tidak menyebabkan tertundanya kehamilan. Tetapi jika Anda mengalami ISKK yang berulang, biasanya lama-kelamaan akan menimbulkan infeksi pada saluran reproduksi, yang nantinya dapat menyebabkan infertilitas," jelas Dr. Shirley.
Jika Anda mengalami ISK sebanyak 2 kali dalam setahun, maka Anda terkena infeksi berulang. Beberapa faktor yang meningkatkan risiko Anda terkena infeksi berulang di antaranya:
⢠Rutin berhubungan intim.
⢠Pertama kali ISK di usia muda.
⢠Menggunakan spermicide (pelemah sperma)
⢠Menggunakan diaphragm (alat kontrasepsi)
⢠Berganti pasangan seks.
Mencegah dan Mengobati
Untuk mencegah dan mengurangi risiko ISK, Anda bisa melakukan langkah-langkah berikut ini:
⢠Setelah buang air kecil, lap vagina dari depan ke belakang.
⢠Jangan lupa mencuci bersih kulit di area anus dan vagina.
⢠Hindari penggunaan vaginal douches, bedak, dan deodoran semprot ke vagina.
⢠Banyak minum dapat mengeluarkan bakteri dari sistem urine Anda.
⢠Segera kosongkan kandung kemih ketika Anda sudah ingin buang air kecil, atau tiap 2-3 jam.
⢠Buang air kecil sebelum dan sesudah seks.
⢠Kenakan celana dalam berbahan katun.
WHO menyarankan penggunaan beberapa obat oral untuk mengatasi ISK, seperti trimethropin, nitrofurantoin, dan cefalexin. Namun sebaiknya wanita hamil tidak mengonsumsi trimethropin. Bagaimana pun, dokter kandungan Anda akan memberikan pengobatan yang aman untuk Anda dan janin. (M&B/Vonia Lucky/SW/Dok. Freepik)