FAMILY & LIFESTYLE

Hati-Hati, Pepes bisa Kurangi Gizi pada Ikan!


Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond


Ikan telah lama dikenal sebagai sumber gizi yang sangat baik. Hal ini bahkan telah menjadi salah satu sebab diusungnya kembali program nasional Gemarikan (gerakan memasyarakatkan makan ikan) di masa kepemimpinan Presiden Jokowi. Tapi, konsumsi ikan di Indonesia cenderung rendah. Tentu miris menghadapi fakta bahwa Indonesia adalah negara kepulauan dengan sumber laut yang sangat melimpah. Maka dari itu, pengolahan ikan dapat menjadi salah satu cara agar sumber protein hewani ini bisa semakin digemari.


Moms bisa mengolah ikan melalui berbagai macam cara. Tapi, menurut Prof. DR. Ir. Ali Khomsan, M.Si, Guru Besar Gizi IPB, cara paling baik mengolah ikan adalah dengan mengukus ikan. Tapi, mengukus pun juga tidak boleh dilakukan terlalu lama, karena malah dapat menghilangkan berbagai gizi dalam ikan.


"Jika ingin mengolah ikan dengan pepes silakan saja. Tapi jika memepes dengan waktu yang terlampau lama demi mengempukkan duri, maka gizi-gizi (yang dikandung dalam ikan) akan rontok," tutur Prof. Ali pada acara Press Conference ABC Sobat Cerdas pada 9 November lalu.


Di samping itu, ikan dapat diolah melalui berbagai macam cara. Mulai dari digoreng, dibakar, dikukus, dipepes, direbus, atau bahkan dikalengkan. Bila terdapat anggapan proses pengalengan dapat menghilangkan banyak gizi pada bahan makanan sehingga tidak baik untuk dikonsumsi, Prof. Ali malah menyatakan bahwa hilangnya gizi pada ikan kalengan tidak terlalu signifikan.


"Proses pemanasan hanya mengurangi protein sebanyak 1 persen, sehingga hal ini tidak terlalu signifikan," ujar Prof. Ali. Hal yang perlu diperhatikan adalah berapa kali proses pengolahan ikan dilakukan. Semakin sering ikan mengalami proses pengolahan, maka semakin banyak pula gizi pada ikan yang berkurang.


Selain itu, ia juga menjelaskan bahwa jenis ikan yang paling baik bagi perkembangan otak adalah ikan laut dalam. Contohnya, ikan makerel dan sardin. Ini dikarenakan ikan laut dalam memiliki lebih banyak lemak yang dibutuhkan oleh otak, dibandingkan dengan ikan air tawar. "Otak tersusun atas lemak, sehingga sumber gizi utama dalam proses perkembangan otak adalah lemak. Lemak ikan adalah contoh terbaik," kata Prof. Ali. Perkembangan otak yang optimal dapat mendukung perkembangan kognitif yang semakin baik pula.


Ini tak berarti ikan air tawar rendah gizi, karena ikan air tawar menjadi sumber protein yang sama baiknya dengan ikan laut dalam. Sehingga, konsumsi ikan air tawar maupun ikan laut dalam yang cukup dapat membantu proses pertumbuhan dan perkembangan fisik secara optimal. (Gabriela Agmassini/SW/Dok. Freepik)