FAMILY & LIFESTYLE

Perhatikan Anak Epilepsi


Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond


Epilepsi dapat menyerang siapa saja. Meskipun di Indonesia belum ada data pasti tentang penyakit epilepsi, Yayasan Epilepsi Indonesia (YEI) memperkirakan jumlah pengidap yang membutuhkan pengobatan masih berkisar 1,8 juta orang.

Anak yang mengidap epilepsi umumnya dapat mengalami masalah penyerta atau komorbiditas berbeda-beda, seperti kelumpuhan otak, retardasi mental, dan masalah perilaku yang diakibatkan oleh kerusakan jaringan otak. Hasil survei RSCM melaporkan, 44,8 persen anak epilepsi mengalami gangguan mental, 25,5 persen mengalami gangguan mood, 25,5 persen mengalami gangguan kecemasan, serta 20,6 persen anak lain mengalami gangguan konsentrasi.

"Berbagai faktor psikososial juga ditemukan dalam penelitian ini yang berkaitan dengan masalah perilaku dan emosi, seperti tidak teratur kontrol berobat, kejang tidak terkontrol, dan latar belakang sosial ekonomi yang rendah," ujar dr. Tjhin Wiguna, Sp.KJ(K).

Sebanyak 80 persen anak pengidap epilepsi dapat hidup normal dengan menjalani pengobatan yang benar dan teratur. sangat penting bagi para orangtua untuk melakukan deteksi dini epilepsi, yaitu dengan memerhatikan apakah terdapat gerakan aneh tanpa sebab dan berulang seolah kaku, kejang, menyentak, atau kaget tanpa sebab jelas., yang terjadi berulang hingga beberapa kali. Selain kontrol pengobatan ketat, orangtua juga perlu memerhatikan asupan gizi anak, supaya ia semakin kuat menghadapi efek samping yang bisa terjadi selama terapi. (M&B/SW/Dok. Freepik)