Type Keyword(s) to Search
BUMP TO BIRTH

Depresi saat Hamil Bisa Menurun ke Anak

Depresi saat Hamil Bisa Menurun ke Anak

Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond

Mencetak anak yang sehat dan cerdas dapat dibentuk sejak masa kehamilan. Ya, masa kehamilan memang sangat memengaruhi kondisi perkembangan Anak Anda nantinya. Ternyata bukan hanya dari makanan, tetapi juga dari kondisi mental ibu hamil juga dapat memengaruhi perkembangan Si Kecil.

 

Sebuah penelitian asal Inggris mengungkap bahwa benih depresi dapat diturunkan di dalam rahim. Artinya, ibu yang mengalami kondisi depresi atau stres saat hamil, sangat mungkin diturunkan pada jabang bayi saat ia tumbuh dewasa nanti. Risiko mengalami depresi ini bahkan hingga mencapai tiga kali lipat. Diduga bahwa paparan hormon stres tingkat tinggi yang dialami ibu hamil, dapat terasa efeknya di dalam rahim. Paparan hormon stres tersebut memberikan efek negatif pada otak janin secara abadi. Para peneliti mengatakan bahwa skrining dan penanganan yang tepat pada ibu hamil depresi bisa menghentikan menurunnya hormon stres terhadap bayi di dalam kandungan.

 

Salah satu peneliti, Dr. Susan Pawlby, dari Institute of Psychiatry di King College London, mengatakan bahwa temuan ini menarik. "Hal ini menunjukkan bahwa depresi pada kehamilan bisa menurun dan harus diperhatikan. Kami berharap temuan ini akan menambah informasi baru yang bisa menjawab perdebatan tentang penggunaan anti-depresan pada kehamilan dengan mempertimbangkan konsekuensi yang timbul jika tidak mengobati depresi. Sebab, banyak ahli percaya bahwa anti depresan harus dihindari oleh ibu hamil karena terdapat risiko cacat lahir," jelasnya seperti dilansir sumber Daily Mail.

 

Penelitian yang diiterbitkan di British Journal of Psychiatry ini menemukan bahwa dari 35 anak dewasa yang terkena hormon depresi ibu selama kehamilan, 57 persen memenuhi kriteria diagnostik untuk depresi. Hal ini dibandingkan dengan 28 persen dari mereka yang tidak terkena hormon depresi ibu selama kehamilan. (Aulia/DT/dok.M&B)