Type Keyword(s) to Search
TOODLER

Anak Lebih Suka Minuman Manis dan Kurang Air Putih, Ini Dampak untuk Ginjalnya

Anak Lebih Suka Minuman Manis dan Kurang Air Putih, Ini Dampak untuk Ginjalnya

Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond

Moms, beberapa waktu lalu kita dihebohkan dengan berita mengenai kandungan gula yang tinggi yang terdapat dalam minuman teh kekinian. Kita tentunya tahu, risiko gangguan kesehatan yang mengintai akibat konsumsi minuman dengan kandungan gula yang tinggi buat tubuh.

Nyatanya, bukan hanya orang dewasa yang gemar mengonsumsi minuman manis, anak-anak pun sering kali lebih memilih minuman manis atau minuman berwarna daripada air putih. Padahal, sebagai komponen terbesar pada tubuh manusia, air berperan penting dalam memastikan fungsi-fungsi tubuh bekerja optimal, terlebih bagi bayi dan anak-anak, lho.

Karenanya, kepatuhan mengonsumsi air putih perlu mendapat perhatian guna menghindarkan Si Kecil dari risiko gangguan kesehatan seperti obesitas, diabetes, dan bahkan penyakit ginjal kronis.

Menurut dr. Cahyani Gita Ambarsari, Sp.A(K), Dokter Spesialis Anak Konsultan Nefrologi Anak RS Pondok Indah – Bintaro Jaya, air merupakan komponen terbesar dalam tubuh manusia. Sekitar 60 persen komposisi tubuh manusia dewasa berasal dari air.

Bahkan, untuk bayi, 80 persen berat badannya terdiri dari air dan setiap harinya sekitar 60 persen dari konsumsi cairan tersebut akan dibuang melalui urine. Jadi, jika Si Kecil tidak terhidrasi dengan baik, maka kandungan air dalam tubuhnya akan berkurang dan fungsi-fungsi tubuh tidak akan bekerja dengan baik, termasuk fungsi ginjal.

Air dalam tubuh akan dikeluarkan setiap hari melalui urine (60 persen), penguapan dari kulit dan paru-paru (35 persen), serta tinja (5 persen). Oleh sebab itu, untuk mempertahankan kandungan air dalam tubuh dan memastikan fungsi-fungsi tubuh berjalan dengan optimal, konsumsi cairan yang cukup setiap harinya sangatlah penting, terlebih bagi bayi dan anak-anak.

Dijelaskan oleh dr. Cahyani, anak memiliki komposisi tubuh yang berbeda dibandingkan orang dewasa. Tubuh anak didominasi oleh proporsi kandungan air yang lebih besar. Semakin muda usia seorang anak, semakin besar pula komposisi air dalam tubuhnya. Karena itu, bayi dan anak-anak akan lebih mudah mengalami dehidrasi dibandingkan orang dewasa.

Selain itu, anak-anak juga memiliki kebutuhan metabolisme lebih tinggi daripada orang dewasa sebagai dampak dari tumbuh kembang tubuh mereka. Air amat penting untuk membantu proses perkembangan fungsi-fungsi organ dalam tubuh anak. Hal inilah yang menyebabkan hilangnya air atau pergantian cairan dan zat terlarut pada anak terjadi lebih cepat dibandingkan pada orang dewasa.

Lebih baik air putih atau cairan berwarna?

Sebenarnya, dijelaskan oleh dr. Cahyani, setiap makanan dan minuman yang kita konsumsi mengandung air, hanya saja komposisinya yang berbeda. Umumnya, sekitar 20 persen dari kebutuhan air harian akan diperoleh dari makanan, terutama buah dan sayur yang memiliki kandungan air yang tinggi, sedangkan 80 persen sisanya dipenuhi dari minuman.

Karenanya, cairan atau produk minuman apa pun yang kita minum akan berperan dalam mencukupi kebutuhan hidrasi harian karena mengandung air. Akan tetapi, air putih adalah sumber cairan yang terbaik karena tidak mengandung gula dan kalori.

Penelitian menunjukkan bahwa cairan yang berwarna, seperti susu, atau memiliki rasa, misalnya dengan gula, akan lebih disukai anak. Namun, perlu diingat bahwa cairan yang berwarna dan manis ini mengandung kalori, sehingga harus dikonsumsi secara hati-hati.

Penelitian juga menunjukkan bahwa tambahan gula pada minuman anak merupakan salah satu penyebab kejadian berat badan berlebih atau obesitas dan penyakit kronis, seperti diabetes dan penyakit ginjal kronis, saat Si Kecil dewasa nanti.

Nah, jika anak Anda kurang menyukai air putih, dr. Cahyani punya beberapa trik yang bisa Moms lakukan untuk memastikan konsumsi cairan harian Si Kecil tetap terpenuhi dan berasal dari minuman yang sehat, yaitu:

  • Menaruh potongan buah segar ke dalam air putih sebagai penambah rasa
  • Memilih susu sapi atau susu kedelai dengan rasa plain
  • Minum air kelapa tanpa pemanis
  • Minum jus buah tanpa tambahan susu ataupun gula.

Sebaliknya, produk minuman seperti soda, susu, atau jus buah dengan tambahan gula dan pewarna, serta minuman berkafein, sebaiknya dihindari. Produk minuman ini mengandung tambahan kalori kosong, yaitu kalori tanpa nilai nutrisi dan juga dapat memperberat kerja ginjal, terutama pada anak balita.

Pengaruh kurangnya hidrasi anak terhadap kondisi ginjal ke depannya

Air juga memiliki peran penting untuk memelihara kesehatan ginjal. Hidrasi yang cukup akan membuat darah mengalir lancar ke ginjal. Hal ini akan memastikan ginjal mendapat oksigen dan nutrisi yang dibutuhkan untuk melakukan fungsinya dengan baik. Hidrasi yang cukup juga bisa membantu ginjal membuang zat sisa dari darah dalam bentuk urine, karena terdapat 60 persen air yang akan dibuang oleh tubuh melalui urine.

Selain itu, air yang cukup juga dapat mencegah kristal-kristal pembentuk batu untuk mengendap dan saling menempel, serta membantu pembilasan “flushing” saluran kemih atau membuang bakteri penyebab infeksi saluran kemih. Dengan kata lain, hidrasi yang cukup dapat menurunkan risiko terbentuknya batu ginjal ataupun infeksi saluran kemih yang dapat merusak ginjal. Kesimpulannya, kurangnya hidrasi pada anak bisa mengganggu fungsi ginjal, bahkan merusak ginjal.

Begitu banyak manfaat air bagi anak, sehingga memastikan Si Kecil terhidrasi dengan baik menjadi hal yang sangat penting. Yuk, jaga kesehatan ginjal Si Kecil sejak dini dengan membiasakannya minum air putih yang cukup, Moms! (M&B/SW/Foto: Pch.vector/Freepik)