Type Keyword(s) to Search
BABY

Panduan MPASI Telur untuk Bayi di Bawah 12 Bulan

Panduan MPASI Telur untuk Bayi di Bawah 12 Bulan

Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond

Siapa yang tidak suka telur? Sumber nutrisi yang satu ini memang tak hanya enak, tapi juga mudah dikreasikan menjadi berbagai masakan. Telur juga sangat mudah didapat dan harganya terjangkau, tak heran kalau telur tak pernah absen dari dapur Anda. Nah, saat Si Kecil mulai menikmati MPASI, kapan ia boleh dikenalkan dengan telur? Untuk menjawabnya, simak panduan MPASI telur untuk bayi di bawah 12 bulan, yuk!

Kapan Boleh Makan Telur?

Sebelumnya, banyak pakar yang menyarankan untuk menunda pemberian telur pada bayi. Cara ini dinilai dapat mengurangi risiko alergi telur yang cukup sering terjadi pada bayi. Namun faktanya, para pakar kini sudah tidak menyarankan lagi untuk menunda pemberian telur, karena tidak terbukti dapat meningkatkan risiko alergi telur.

Mengutip Healthline Parenthood, Anda bahkan bisa memberikan telur sebagai menu MPASI pertama anak, namun memang sangat disarankan untuk memantau reaksi alergi atau sensitivitas makanan yang mungkin terjadi. Ini artinya, bayi di atas 6 bulan sudah bisa diberikan telur.

Putihnya Saja

Jika Moms dan Dads memiliki riwayat alergi telur dan khawatir Si Kecil akan mengalaminya juga, Anda bisa menunda pemberian kuning telur. Ya, kenalkan Si Kecil pada putih telur saja dulu, baru kemudian kenalkan pada kuning telur ketika usia bayi sudah lebih dari 12 bulan. Bagaimanapun, 2 persen anak di dunia mengalami alergi telur, maka kemungkinanan Si Kecil terkena alergi tetap ada.

Walau risiko alergi bisa saja terjadi, namun bukan berarti Moms tidak bisa memberikan telur sama sekali. Faktanya, bayi yang baru dikenalkan telur setelah usianya 12 bulan lebih rentan mengalami alergi telur, dibandingkan dengan bayi yang sudah dikenalkan telur sejak usia 6 bulan.

Bolehkah Setengah Matang?

Masih percaya dengan mitos telur setengah matang membuat anak kuat? Jangan lakukan ini ya, Moms. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) sangat tidak menyarankan pemberian telur setengah matang untuk anak, terutama bayi. Larangan ini juga berlaku untuk makanan yang mengandung telur setengah matang, seperti mayones, mousse, dan tiramisu.

"Telur utuh dapat mengandung bakteri yang disebut Salmonella. Bakteri ini dapat masuk ke dalam telur melalui kulit telur yang retak. Anak usia balita 4 kali lipat lebih berisiko mengalami gejala keracunan makanan berupa salmonellosis dibandingkan dengan orang dewasa yang mengonsumsi telur mentah atau setengah matang," tulis dr. Cut Nurul Hafifah, SpA, pada tulisannya di situs Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).

Manfaat Telur

Selain enak, telur juga merupakan sumber protein yang baik. "Telur merupakan sumber protein hewani yang murah dan mudah didapat serta bergizi karena mengandung asam amino esensial lengkap. Satu butir telur rebus mengandung 77 kkal yang terdiri dari protein sekitar 6 g dan lemak total 5,3 g," tulis dr. Nurul.

Dalam kuning telur, terdapat 250 miligram kolin, zat yang sangat baik untuk mengoptimalkan aktivitas sel normal pada bayi. Kandungan kolin juga membantu meningkatkan fungsi hati dan melancarkan distribusi nutrien ke seluruh tubuh anak. Bahkan kolin dapat membantu mengoptimalkan daya ingat anak lho, Moms. (Tiffany/SW/Dok. Freepik)