Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Perubahan hormon membuat ibu hamil rentan terserang penyakit. Oleh sebab itu, Moms diharapkan bisa menjaga asupan nutrisi guna menjaga daya tahan tubuh.
Selain itu, ibu hamil juga perlu melakukan vaksinasi, salah satunya adalah vaksin tetanus toxoid (TT). Vaksin TT tergolong aman untuk diberikan kepada ibu hamil. Selain dapat menurunkan risiko terjadinya tetanus pada ibu dan janin yang berada dalam kandungan, vaksin ini juga dapat mencegah terjadinya tetanus pada bayi yang baru lahir atau tetanus neonatorum.
Mengapa Perlu Vaksin TT?
Perlu diketahui, tetanus merupakan salah satu penyakit yang paling sering terjadi di negara berkembang seperti Indonesia. Penyebabnya adalah racun dari bakteri Clostridium tetani. Bakteri ini bisa masuk ke dalam tubuh melalui luka yang terkontaminasi tanah atau kotoran hewan, dan luka akibat benda berkarat. Namun pada umumnya, bakteri tetanus lebih sering menginfeksi melalui luka yang dalam, seperti luka akibat tusukan atau gigitan.
Dalam kasus tetanus pada bayi baru lahir, infeksi bisa saja terjadi karena proses persalinan yang kurang higienis, misalnya akibat memotong tali pusar dengan alat potong yang tidak steril. Akibatnya, bakteri Clostridium tetani bisa masuk ke dalam tubuh bayi, menyebar, dan menyebabkan komplikasi yang berakibat fatal.
Itulah alasan mengapa penting bagi ibu hamil untuk mendapatkan vaksin TT. Nantinya, vaksin tetanus ini akan membentuk antibodi yang akan diteruskan kepada janin sebagai bentuk perlindungan alami terhadap tetanus selama berada dalam kandungan hingga beberapa bulan setelah dilahirkan.
Kapan Waktu Pemberian Vaksin?
Lantas kapan ibu hamil bisa melakukan vaksinasi TT? Pada kehamilan pertama, biasanya dokter akan merekomendasikan ibu hamil untuk menjalani setidaknya 2 kali suntik vaksin TT, dengan jarak pemberian 4 minggu. Waktu pemberian vaksin akan ditentukan oleh dokter.
Namun apabila ibu hamil hamil belum pernah mendapatkan vaksin tetanus sebelumnya atau riwayat vaksinasinya tidak diketahui, vaksin tetanus perlu diberikan sebanyak 3 kali dengan pemberian awal sedini mungkin. Jarak antara suntikan pertama dan kedua adalah 4 minggu, sedangkan jarak antara suntikan kedua dan ketiga adalah 6 bulan.
Apabila ibu hamil lagi dalam kurun waktu dua tahun setelah melahirkan anak pertama, pemberian vaksin tetanus akan bergantung pada riwayat vaksinasi sang ibu. Jika pada kehamilan pertama, Moms sudah mendapatkan 2 kali suntikan vaksin tetanus, maka dokter hanya akan merekomendasikan suntikan penguat vaksin atau booster.
Perlu diketahui, vaksin tetanus bisa diberikan dalam bentuk vaksin TT atau vaksin Tdap (kombinasi vaksin tetanus-diphtheria-pertussis). Vaksin Tdap dapat diberikan kepada anak-anak usia di atas 10 tahun dan orang dewasa, termasuk ibu hamil.
Pada umumnya, tidak ada efek samping berbahaya dari pemberian vaksin TT terhadap ibu hamil. Namun sebagian ibu mungkin akan merasakan nyeri, kemerahan dan bengkak sementara di tempat suntikan, demam, serta sakit kepala. Efek samping ini tidak dirasakan oleh semua orang dan akan hilang dengan sendirinya. (Wieta Rachmatia/SW/Dok. Freepik)