Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Ketika janin dalam kandungan mengalami masalah atau gangguan kesehatan, seringkali sang ibu yang dianggap bertanggung jawab atas kondisi tersebut. Lantas benarkah, kesehatan ayah tidak punya andil pada kondisi janin?
Jawabannya, tidak! Kesehatan ayah dan ibu merupakan kunci dari kehamilan yang baik. Dalam sebuah penelitian yang melibatkan hampir 786 ribu kelahiran, diketahui bahwa ayah yang tidak dalam kondisi kesehatan yang baik akan meningkatkan risiko bayi terlahir prematur, memiliki berat badan kurang, dan harus dirawat di ruangan Neonatal Intensive Care Unit (NICU).
"Penelitian itu menunjukkan bahwa kondisi kesehatan ayah sebelum terjadinya pembuahan berpotensi memengaruhi kehamilan, baik bagi janin maupun ibu yang mengandung," kata pemimpin dalam penelitian tersebut, Dr. Alex Kasman, dari Stanford University Hospital di Stanford, California, seperti dilansir WebMD.
Sebelumnya, dalam jurnal The Lancet juga disebutkan bagaimana kesehatan ayah dan ibu dapat berdampak besar pada kesehatan bayi. Hal tersebut meliputi banyak hal, mulai dari berat badan hingga perkembangan otaknya kelak.
Penyakit Pemicu Masalah
Sementara itu, disebutkan secara spesifik bahwa ayah yang memiliki kondisi kesehatan seperti tekanan darah tinggi, obesitas, diabetes, kanker, atau bahkan depresi, memiliki risiko:
⢠19% lebih tinggi bayi akan terlahir secara prematur atau sebelum waktu yang diperkirakan.
⢠23% lebih tinggi bayi akan terlahir dengan berat badan kurang.
⢠28% lebih tinggi, bayi akan dirawat di NICU setelah dilahirkan.
Sementara itu, ibu yang kondisi kesehatan pasangannya tergolong buruk, juga akan lebih berisiko mengalami komplikasi dalam kehamilan, seperti mengalami gestational diabetes atau preeklampsia.
Belum diketahui secara pasti bagaimana kesehatan ayah bisa memengaruhi kesehatan bayi yang baru lahir. Akan tetapi diperkirakan ada beberapa faktor yang punya andil dalam hal tersebut, salah satunya adalah gen yang dibawa ayah. Kondisi kesehatan ayah yang buruk tentunya akan memengaruhi kualitas sperma. "Seorang ayah berkontribusi dalam separuh genom bayi sehingga cukup masuk akal bahwa kondisi kesehatan ayah yang dibawa dalam gen akan memengaruhi bayi," jelas Kasman.
Efek Kebiasaan Buruk
Selain pengaruh gen, kebiasaan buruk ayah yang bisa memicu masalah kesehatan juga akan memengaruhi kondisi bayi. Misalnya, ayah yang memiliki kebiasaan merokok akan membuat ibu hamil terpapar asap rokok yang berpotensi menimbulkan sederet masalah kesehatan. Contoh lain, ibu dari suami yang mengalami obesitas dan memiliki kebiasaan makan berlebihan, cenderung memiliki kebiasaan yang sama.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh School of Medicine Georgetown University, disebutkan pengaruh terkuat dari ayah pada kesehatan anak bisa dipicu oleh asupan minuman beralkohol. Bayi ternyata dapat didiagnosis terkena Fetala Alcohol Spectrum Disorder (FASD), yaitu gejala kelainan pertumbuhan akibat resapan alkohol dalam rahim, meski sang ibu bukan peminum.
Setelah ditelusuri, gangguan kesehatan itu disebabkan oleh kebiasaan minum alkohol dari pihak ayah yang resapan zat-zat berbahayanya terbawa melalui hubungan intim. Bayi dengan gangguan FASD cenderung akan mengalami pengerdilan pada anggota tubuhnya, seperti tubuh pendek, ukuran kepala kecil, dan pertumbuhan panjang tulang yang tidak sempurna.
Oleh sebab itu, Moms dan Dads perlu menjaga kesehatan sejak merencanakan program kehamilan. Jangan lupa untuk menghilangkan kebiasaan yang berisiko mengganggu kesehatan janin dan ibu hamil. (Wieta Rachmatia/SW/Dok. Freepik)