Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Kehamilan merupakan salah satu momen yang paling membahagiakan bagi seorang ibu. Tapi, ternyata seorang perempuan dapat tidak sadar bila ia sedang hamil lho, Moms! Peristiwa ini disebut sebagai cryptic pregnancy. Simak penjelasannya lebih dalam di artikel ini, Moms!
Lebih Sering Terjadi daripada yang Diduga
Cryptic pregnancy adalah kondisi di mana seorang ibu hamil tidak menyadari bahwa ia sedang hamil. Seorang ibu dengan cryptic pregnancy dapat baru menyadari kehamilannya di beberapa minggu terakhir masa kehamilan atau bahkan saat bersalin.
Walau terdengar sedikit konyol, tapi ternyata cryptic pregnancy terjadi lebih sering dari yang Anda duga. Melansir Medical News Today, sebuah penelitian pada tahun 2011 menemukan bahwa 1 dari 475 perempuan menyangkal kehamilannya saat usia kandungan 20 minggu atau lebih. Sedangkan proporsi perempuan yang menyangkal kehamilannya hingga tiba waktunya bersalin adalah 1 banding 2.500, seperti proporsi ibu hamil yang mengalami pre-eklampsia.
Anak dari ibu yang mengalami cryptic pregnancy cenderung lahir tanpa bantuan dan memiliki berat badan yang rendah. Hal ini dikarenakan ibu tidak menyadari kehamilannya, sehingga ia tidak memperhatikan gaya hidup atau kebutuhan janin.
Mengapa Cryptic Pregnancy Bisa Terjadi?
Seringkali perempuan dengan cryptic pregnancy tidak mengalami gejala atau tanda-tanda umum kehamilan, seperti mual, telat haid, atau perut yang membengkak. Maka dari itu, baik dokter maupun kerabat mungkin juga tidak menyadari kehamilan tersebut.
Dilansir dari Insider, adapun beberapa hal yang bisa menyebabkan seorang perempuan mengalami cryptic pregnancy, antara lain adalah
⢠Kurangnya gejala kehamilan, karena tidak semua perempuan mengalami mual, muntah, payudara yang membengkak, atau kelelahan. Selain itu, bila seorang perempuan kelebihan berat badan maka ia mungkin juga tidak akan menyadari bahwa kenaikan berat badannya disebabkan oleh kehamilan.
⢠Jadwal menstruasi yang tidak rutin, sehingga sulit untuk mendeteksi apakah telah telat haid atau tidak. Telat haid adalah salah satu tanda kehamilan awal.
⢠Infertil. Seseorang yang didiagnosis tidak subur akan cenderung menganggap kehamilan adalah sesuatu yang hampir tidak mungkin terjadi. Hal ini dapat berujung pada penyangkalan kondisi kehamilan.
⢠Sedang menggunakan alat kontrasepsi, terutama pil KB. Bila Anda sempat lupa untuk mengonsumsi pil Anda dan berhubungan seks lalu kembali mengonsumsi pil KB, maka bisa jadi Anda hamil dengan gejala kehamilan yang minim.
⢠Hasil tes kehamilan yang tidak akurat.
⢠Psikologis. Stres atau rasa takut akan kehamilan membuat seseorang menolak dan menyangkal walau dirinya sudah mengalami gejala kehamilan.
Cryptic pregnancy dapat dikelompokkan menjadi dua jenis, yakni psikotis dan non psikotis. Perempuan yang menyangkal kehamilannya secara psikotis cenderung memiliki gangguan kesehatan mental seperti schizophrenia atau gangguan bipolar. Mereka mungkin mengalami gejala kehamilan, tapi malah mengaitkannya dengan hal-hal lain.
Sedangkan cryptic pregnancy non psikotis dapat dikelompokkan lagi menjadi tiga, yakni pervasive, affective, dan persistent. Cryptic pregnancy pervasive adalah kondisi saat ibu tidak sadar hamil dan tidak memiliki signifikansi emosi tentang kehamilan. Cryptic pregnancy affective adalah kondisi di mana ibu menyadari kehamilannya tapi tidak siap hamil, bersalin, dan merawat anak secara emosional maupun fisik. Cryptic pregnancy persistent adalah saat ibu menyadari kehamilannya saat memasukki usia kandungan di trimester ketiga dan tidak mencari bantuan medis. Penelitian menyatakan bahwa 36% perempuan dengan cryptic pregnancy berada dalam kondisi pervasive, 11% persistent, dan 52% affective.
Beberapa faktor lain yang bisa menyebabkan cryptic pregnancy antara lain usia ibu yang masih terlalu muda, adanya kesulitan belajar, kurangnya dukungan sosial dan keluarga, adanya gangguan kesehatan mental, dan sejarah penyalahgunaan obat-obatan. Sebuah studi menunjukkan bahwa kebanyakan perempuan dengan cryptic pregnancy berusia 20-an, memiliki anak-anak lain, dan memiliki dukungan sosial dan keluarga yang kurang baik. Stres dan konflik terkait kehamilan juga dapat menyebabkan seorang ibu mengalami cryptic pregnancy. (Gabriela Agmassini/SW/Dok. Freepik)