Type Keyword(s) to Search
TOODLER

7 Jenis Obat yang Tidak Boleh Diberikan untuk Balita

7 Jenis Obat yang Tidak Boleh Diberikan untuk Balita

Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond

Sistem kekebalan tubuh anak tentu belum sebaik orang dewasa ya, Moms. Inilah yang bisa menyebabkan Si Kecil lebih mudah sakit dibanding Anda. Walau begitu, Moms sebaiknya tidak asal-asalan dalam memberikan obat untuk anak, karena tidak seperti Anda, Si Kecil jauh lebih rentan mengalami efek samping dari obat-obatan.

Menurut para pakar kesehatan, ada beberapa jenis obat yang sebaiknya tidak diberikan untuk anak. Dilansir dari berbagai sumber, ketahui jenis obat-obatan tersebut ya, Moms.

Aspirin

Jangan pernah memberikan aspirin untuk anak, terutama jika ia mengalami sakit akibat infeksi virus (seperti flu, cacar air, dan infeksi pernapasan). Menurut Mayo Clinic, pemberian aspirin untuk anak dapat menyebabkan Reye's Syndrome, suatu kondisi langka namun sangat serius, yang bisa menyebabkan pembengkakan hati dan otak anak.

Sebenarnya aspirin boleh diberikan untuk anak usia di atas 3 tahun, namun harus atas petunjuk dokter ya, Moms. Jangan pernah memberikan aspirin sembarangan untuk anak dan remaja, terutama untuk meredakan keluhan akibat gejala flu dan cacar air.

Ibuprofen

Walau kini banyak produk mengandung ibuprofen yang diformulasikan khusus untuk anak, namun sebaiknya Moms tidak memberikannya tanpa arahan dokter, terutama jika diberikan untuk bayi. Obat dengan acetaminophen lebih aman, bisa untuk meredakan demam atau nyeri tumbuh gigi.

Obat Batuk yang Dijual Bebas

American Academy of Pediatrics (AAP) melarang pemberian obat batuk yang dijual untuk anak, khususnya yang berusia di bawah 4 tahun. Penelitian menunjukkan manfaat obat batuk ini hanya sedikit untuk anak dan bisa menyebabkan efek samping serius. 

Kebanyakan obat batuk yang dijual bebas memiliki lebih dari satu kandungan obat yang sangat berbahaya jika diminum lebih dari dosis yang dianjurkan.

Teething Gel (Lidokain/Benzokain)

Obat pereda nyeri tumbuh gigi ini memang membuat gusi anak nyaman, namun Si Kecil bisa menelannya. "Karena obat jel ini ditempelkan di mulut, maka bayi Anda bisa menelannya. Jika bayi mengonsumsi terlalu banyak obat yang mengebalkan gusi (biasanya mengandung lidokain dan benzokain) hal ini bisa sangat berbahaya dan memberi dampak serius, seperti kejang atau methemoglobinemia atau darah tidak efektif mengalirkan oksigen ke seluruh tubuh," jelas Christopher Sulowski, lektor departemen kedokteran anak di McMaster University, pada Today's Parent.

Senna Glikosida

Ini adalah pencahar alami yang terbuat dari buah dan daun senna, dengan tujuan mengatasi masalah anak sulit buang air besar. Ini mungkin efektif melancarkan konstipasi, namun bisa menyebabkan kram otot pada perut bayi, yang membuatnya lebih tidak nyaman lagi.

Nasal Drops (Xylometazoline)

Biasanya produk nasal drops mengandung xylometazoline yang mengeringkan saluran hidung. Sekilas, ini memang mengobati hidung tersumbat, namun tidak meredakan masalahnya. Cara terbaik untuk meredakan anak pilek adalah membuatnya nyaman, bukan menghilangkan pileknya dengan obat-obatan yang dijual bebas.

Parasetamol

Obat pereda demam dan nyeri ini mungkin sangat umum dan cenderung aman diberikan untuk anak, namun jangan diberikan untuk bayi di bawah 3 bulan ya, Moms. Obat ini juga harus digunakan atas saran dokter, jadi jangan sembarangan beli parasetamol dan memberikannya setiap kali anak demam.

Banyak juga Moms yang sering memberikan parasetamol sebelum dan sesudah vaksin, untuk mencegah 'enggak enak badan' yang mungkin terjadi setelah anak diberi vaksin. Wah, ini tidak boleh dilakukan ya, Moms, karena tidak ada bukti penelitian yang menyebutkan parasetamol bisa mencegah ketidaknyamanan pasca vaksin. Yang ada justru penelitian yang menyebutkan penggunaan parasetamol bisa mengurangi efektivitas vaksinasi pada anak.

Yuk, bijak dalam memberikan obat untuk anak. Untuk lebih amannya, selalu berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu sebelum memberikan obat untuk anak ya, Moms. (Tiffany/SW/Dok. Freepik)