Type Keyword(s) to Search
BUMP TO BIRTH

Bolehkah Ibu Hamil Menyusui? Ini Penjelasannya, Moms

Bolehkah Ibu Hamil Menyusui? Ini Penjelasannya, Moms

Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond

Ketika masih menyusui Si Kecil, ada kemungkinan bahwa Anda mengalami kehamilan berikutnya. Hal ini bisa jadi akan menimbulkan rasa khawatir dalam diri Anda tentang kecukupan gizi si kakak dan calon adik. Namun, ini bukan alasan bagi Moms untuk berhenti memberikan ASI kepada Si Kecil.

Anda tetap bisa kok, menyusui si kakak dan si adik ketika ia sudah lahir. Caranya dengan melakukan metode menyusui tandem. Dengan metode ini, seorang ibu dapat memberikan ASI kepada kedua anaknya secara langsung dan dalam waktu bersamaan.

Pemberian ASI pun tetap perlu diberikan secara eksklusif, sampai usia anak 6 bulan. Sebab, ASI merupakan asupan terbaik untuk Si Kecil, bahkan sampai usianya 2 tahun. Jadi, jangan khawatir karena tubuh Anda mampu memproduksi ASI sesuai kebutuhan anak Anda.

Jika Anda tetap menyusui selama hamil tanpa mengubah jadwal yang dilakukan sebelumnya, tubuh pun akan menyesuaikan diri dalam memproduksi ASI. Namun, jumlahnya akan berkurang atau hanya sebatas untuk memenuhi kebutuhan Si Kecil saja, bukan untuk disimpan. 

Meskipun begitu, yang terpenting bagi Anda adalah untuk tetap menjaga tubuh agar tehidrasi dengan baik. Pastikan Moms minum air yang banyak, serta tetap mengonsumsi makanan bergizi yang seimbang. Selain itu, usahakan agar saat menyusui Anda dalam kondisi rileks.

Dengan memerhatikan hal tersebut, maka nutrisi untuk diri Anda dan janin dalam kandungan tetap terjaga. Kehamilan pun bisa tetap sehat tanpa mengganggu perkembangan janin. Produksi ASI untuk si kakak pun akan tetap optimal.

 

Dampak Menyusui saat Hamil

Saat ibu hamil menyusui, ia akan merakan kontraksi yang bersifat ringan. Perut Anda akan terasa kencang di bagian bawah atau area rahim. Kondisi ini terjadi karena hormon oksitosin yang mengalirkan ASI sekaligus merangsang kehamilan sedang bekerja.

Perlu dipahami bahwa kontraksi ini tidak menyebabkan risiko pada janin, seperti persalinan prematur atau keguguran. Namun, hal ini akan berbeda ketika Moms hamil anak kembar, memiliki riwayat melahirkan bayi prematur, atau mengalami keguguran berulang. Jika begitu, maka Anda perlu mempertimbangkan untuk menyapih Si Kecil.

Perubahan tubuh juga terjadi saat Anda menyusui saat hamil. Seperti puting dan payudara Anda yang bisa menjadi lebih lembek ketika hamil. Hal ini akan membuat payudara menjadi sensitif, dan mungkin menimbulkan rasa tidak nyaman ketika Anda menyusui.

Selain itu, rasa ASI juga bisa berubah, terutama saat memasuki trimester ketiga hingga beberapa hari setelah melahirkan. Sebab, payudara Moms akan memproduksi kolostrum untuk bayi yang akan lahir. Hal ini mungkin membuat Si Kecil enggan menyusu atau semakin lahap. Yang penting berat badannya tetap bertambah sesuai usianya.

 

Nyaman dan Aman Menyusui

Mungkin Moms tak menyadari, bahwa saat menyusui, Anda akan merasa lebih tenang dan dapat berisitirahat lebih lama saat kondisinya sedang hamil. Dan untuk membuat Moms tetap nyaman menyusui saat hamil, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.

Pertama, karena puting lebih sensitif saat hamil, maka akan mudah lecet serta nyeri ketika menyusui. Untuk itu, Anda bisa menggunakan krim puting atau baby oil guna melembutkan area tersebut. Jika Si Kecil sudah bisa diajak berkomunikasi, Moms dapat memintanya untuk mengisap lebih lembut.

Lalu, untuk melindungi janin, lakukan menyusui dengan posisi berbaring atau yang dapat menghindarkan anak Anda menendang perut. Usahakan juga untuk mengurangi menggendong Si Kecil, agar tidak membebani janin dalam kandungan.

Meski dirasa aman untuk tetap menyusui selama hamil, Anda tetap perlu menyesuaikan sesuai dengan saran dari dokter. Konsultasikan kondisi Moms secara berkala agar tetap bisa memantau perkembangan janin dan kesehatan Anda, sambil tetap menmberikan ASI dengan baik. (M&B/Vonia Lucky/SW/Dok. Freepik)