Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Bulan Ramadan telah tiba. Bagi Anda yang Muslim, tentu wajib menjalankan ibadah puasa. Lantas, bagaimana dengan Anda yang sedang hamil? Tidak dilarang, kok, bila Anda memang ingin menjalankan ibadah puasa, asalkan kesehatan Anda dan janin dinyatakan baik oleh dokter. Untuk itu, Anda mesti memperhatikan berbagai rambu agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan.
Kapan dibolehkan puasa?
Anda boleh menjalankan puasa jika sudah tidak lagi mengalami mual dan muntah. Biasanya setelah kehamilan memasuki usia 16-18 minggu. Di samping itu, pertumbuhan berat badan janin juga menjadi pertimbangan, apakah sesuai dengan usia kehamilan. Artinya, tidak terjadi kelambatan pertumbuhan janin berdasarkan hasil pemeriksaan dokter.
Perhatikan asupan gizi
Sebenarnya, yang dikhawatirkan dari ibu hamil yang berpuasa adalah kurang makan sehingga janin kekurangan gizi. Jadi, asal kondisi kehamilan Anda sehat dan Anda juga memerhatikan asupan gizi saat sahur dan berbuka puasa, maka sah-sah saja berpuasa. Jika Anda menderita penyakit tekanan darah tinggi, diabetes melitus, atau muntah-muntah berlebihan saat hamil, misalnya, jelas lebih baik Anda menunda keinginan untuk berpuasa. Bukankah menjalankan kehamilan juga merupakan ibadah?
Perhatikan berat badan
Satu hal yang harus diperhatikan adalah pertambahan berat badan, karena BB merupakan indikator tumbuh kembang janin. Sebagai patokan, kenaikan berat badan Anda yang normal hingga 20 minggu pertama kehamilan adalah sekitar 3,5-4 kg. Pada 20 minggu berikutnya kira-kira 1/2 kg per minggu. Pada akhir kehamilan, kenaikan berat badan sekitar 12,5-14 kg. Dari patokan tersebut, aturan mainnya adalah, jangan berpuasa jika berat badan Anda turun drastis. Dikhawatirkan, ini bisa memengaruhi perkembangan janin.
Tips makan
Sahur dan berbuka adalah saat Anda boleh makan dan minum sepuas-puasnya. Jadi, perhatikan makan Anda agar tetap bergizi seimbang dan dalam jumlah sesuai kebutuhan sebagai ibu hamil.
Saat sahur
- Hindari makanan yang banyak mengandung karbohidrat sederhana (gula), karena akan merangsang produksi hormon insulin untuk membakar gula dalam darah. Akibatnya, kadar gula darah menurun, sehingga Anda lemas, tidak bertenaga, pusing, dan perut perih.
- Lebih baik konsumsi makanan yang mengandung karbohidrat kompleks, seperti nasi dan sayur. Sedangkan protein bisa didapat dari daging dan telur. Kedua zat gizi ini membuat Anda lebih lama kenyang.
- Jangan lupa, konsumsi susu yang merupakan sumber kalsium, protein dan vitamin, serta perbanyak buah-buahan segar.
Saat buka puasa
- Awali dengan makanan manis, seperti kolak, kurma, atau jus buah. Nabi Muhammad SAW menganjurkan umat Islam untuk mengonsumsi kurma, karena mengandung karbohidrat sederhana dalam jumlah tinggi. Selain mudah dicerna, juga mengandung cukup zat besi. Setelah berpuasa selama 12 jam, kadar gula darah akan menurun. Makanan seperti kurma bisa cepat meningkatkan kadar gula.
-Saat makan malam, lebih baik Anda mengonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat kompleks. Selain itu, konsumsi cairan juga harus cukup untuk menjaga volume darah, mengatur suhu tubuh, media mengangkut oksigen dan zat gizi, serta mencegah sembelit. (Susanto Wibowo/Dok. Freepik)