FAMILY & LIFESTYLE

Hindari Diabetes Melitus dengan 4 Hal Ini


Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond


Diabetes Melitus atau dikenal juga dengan penyakit gula adalah salah satu silent killer. Dulu, penyakit ini identik dengan orang yang sudah lanjut usia, tapi saat ini sudah tidak lagi lho, Moms. Data terakhir menyebutkan bahwa di Indonesia terdapat 10 juta penderita diabetes.

Padahal, diabetes bukan penyakit yang bisa disembuhkan. Jika sudah terkena penyakit ini, maka pasien harus mulai mengubah pola makan dan mengonsumsi obat jika perlu, selamanya. Mencegah tentu lebih baik dari mengobati ya, Moms. Salah satu caranya adalah dengan mengetahui faktor risiko diabetes melitus atau diabetes tipe 2.

Menurut Kepala Subdirektorat Diabetes Melitus dan Gangguan Metabolisme Kementerian Kesehatan, drg. Dyah Erti Mustikawati, ada beberapa faktor risiko yang perlu Anda ketahui.

- Riwayat keluarga.
- Merokok atau terpapar asap rokok.
- Kurang aktivitas.
- Pola makan yang tidak baik.

Untuk itu, drg. Dyah menyarankan semua orang untuk rutin mengecek kesehatan dan menerapkan gaya hidup sehat untuk menghindari diabetes, seperti melakukan hal-hal berikut.

1. Menambah Aktivitas Fisik.
Menurut drg. Dyah, sebaiknya Anda berolahraga sekitar 30 menit setiap hari atau 150 menit per minggu. Anda juga dapat memanfaatkan gadget untuk menghitung langkah kaki tiap harinya. Jalan kaki sebanyak 5000 langkah setara dengan 30 menit.

2. Kurangi Konsumsi Gula, Garam, dan Lemak.
Sebaiknya Anda mengurangi konsumsi 3 asupan ini. Salah satunya dengan cara mengubah cara Moms memasaknya. Hindari memasak dengan santan atau mengubah buah menjadi manisan, karena akan meningkatkan kadar gula.

3. Berhenti Merokok.
Jika ada yang merokok dalam keluarga, sebaiknya dibujuk agar berhenti ya, Moms.

4. Konsumsi Bahan Pangan dengan Indeks Glikemi Rendah.
“Kunci dari pencegahan dan penanganan diabetes tipe 2 adalah dengan menggunakan bahan pangan dengan indeks glikemi rendah, karena dapat mengurangi kecepatan naiknya gula darah. Sehingga memberikan waktu pada sel tubuh untuk memprosesnya,” jelas dr. Cindy Sp.GK., ahli gizi klinis saat ditemui di peluncuran H2 Tepung Kelapa pada Rabu (31/1) di Jakarta.

Contoh bahan pangan dengan indeks glikemi rendah adalah havermut, beras merah, wortel, brokoli, bayam, pisang, jeruk, anggur, dan stroberi. (Nadia/TW/Dok. M&B)