FAMILY & LIFESTYLE

Waspada Kolesterol Tinggi karena Faktor Genetik

serangan jantung

Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond


Kolesterol yang tinggi tidak hanya dapat terjadi pada orang yang berusia lanjut. Beberapa orang bahkan mengalami kolesterol pada usia dini. Tahukah Anda bahwa beberapa faktor serangan jantung dan kolesterol tinggi di usia dini juga disebabkan oleh faktor genetik?

Apabila anggota keluarga Anda banyak mengalami kolesterol tinggi, bisa jadi ini adalah kondisi familial hypercholesterolemia, yaitu tingginya level kolesterol LDL yang diturunkan dalam keluarga.
Kondisi ini memiliki risiko tinggi terjadinya kasus serangan jantung mendadak. Kurang-lebih 2 dari 1.000 orang memiliki familial hypercholesterolemia. Hal ini tidak bisa dihindari karena penyebabnya adalah genetik. Yang bisa dilakukan adalah berusaha menghindari tingginya kolesterol agar tidak sampai meningkatkan risiko terhadap serangan jantung dan stroke.

Pada zaman modern ini, tersedia berbagai pengobatan untuk mengurangi risiko serangan jantung mendadak. Namun, yang paling penting adalah deteksi dini akan adanya kondisi familial hypercholesterolemia pada keluarga Anda.

Para ahli menyarankan, pada bayi yang diduga memiliki kondisi genetik kolesterol tinggi, perlu dilakukan tes kolesterol pada usia 15 bulan. Screening kolesterol ini paling efektif bila dilakukan pada usia antara 1 – 9 tahun.

Pada orang dengan riwayat hypercholesterolemia familial, kolesterol tinggi terjadi karena ada pengaruh dari kromosom dalam gen. Tubuh tidak mampu membuang kolesterol LDL dengan baik. Akibatnya, terjadi penumpukan kolesterol berlebihan. Gejalanya adalah sering mengalami nyeri dada (angina) yang merupakan salah satu tanda adanya serangan pada jantung.

Jika Anda menderita penyakit ini, langkah pencegahan yang bisa Anda lakukan adalah menjalankan gaya hidup sehat, seperti menjaga berat badan, tidak merokok, berolahraga rutin, menghindari makanan yang berlemak tinggi, menghindari makanan berkalori tinggi, dan sebagainya. (Aulia/freedigitalphotos)