BUMP TO BIRTH

Ayo Tingkatkan Kewaspadaan akan Kematian Ibu dan Anak


Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond


Data Kementerian Kesehatan menyebutkan, sepanjang tahun 2014 angka kematian ibu yang berkaitan dengan kehamilan dan melahirkan di Indonesia mencapai 5.048 kasus, dan berkurang pada tahun 2015 menjadi 897 kasus, hingga data terakhir di tahun 2016 ada 4.834 kasus. Ketiadaan akses terhadap perawatan ibu hamil yang berkualitas sebelum, selama masa kehamilan, dan pasca melahirkan menjadi kendala utamanya.

Dr. Eni Gustina, MPH, perwakilan Kementrian Kesehatan memaparkan, bahwa penyebab tertinggi kematian ibu di tahun 2016 yang sebanyak 32 persen diakibatkan karena perdarahan. Sementara 26 persen lainnya diakibatkan hipertensi yang menyebabkan terjadinya kejang, keracunan kehamilan sehingga menyebabkan ibu meninggal.

“Penyebab utama kematian ibu: Pendarahan berat (hemoragik), keracunan kehamilan (pre eklamsia), infeksi (sepsis). Dan penyebab utama kematian bayi : Bayi dengan berat lahirnya rendah di bawah 2.500 gram, asfiksia atau sesak napas dan infeksi,” kata Dr. Eni Gustina dalam Forum Diskusi Kesehatan yang diadakan oleh Philips Indonesia pada Kamis (14/12) di Jakarta.

Kematian ibu dan anak saat proses kehamilan dan melahirkan terus menjadi tantangan dalam layanan kesehatan di Indonesia. Tantangan kondisi geografis, akses terhadap layanan kesehatan yang berkualitas dan rendahnya pengetahuan ibu, memberikan kontribusi bagi tingginya angka kematian ibu dan bayi.

Sementara itu menurut doketr ahli kandungan, dr. Ali Sungkar Sp.OG-KFM, yang juga datang dalam diskusi tersebut, mengatakan bahwa beberapa kasus kematian ibu dan bayi pada masa kehamilan dan proses melahirkan dapat dicegah. Caranya dengan melakukan perencanaan kehamilan, pemberian nutrisi yang tepat, gaya hidup sehat dan deteksi dini pada kehamilan berisiko.

“Yang paling krusial adalah kita harus mengatasi dulu di ujungnya, karena kalau tidak, BPJS akan bangkrut ke depannya. Artinya, gizi diperbaiki sebelum hamil, lakukan pre-marital test untuk mengetahui kondisi mental dan fisik calon suami, juga termasuk pemeriksaan talasemi, hepatitis dan diabetes bagi para calon ibu,” terang dr. Ali Sungkar.

Sejalan dengan itu, Presiden Direktur Philips Indonesia, Suryo Suwignjo, menekankan bahwa menjaga nutrisi ibu hamil dan keluarga dapat di mulai dari rumah dengan menerapkan gaya hidup yang sehat. Menurut Suryo, Philip Indonesia sudah melakukan upaya-upaya untuk meningkatakan kesehatan masayarakat melalui produk-produk keluarannya. Tak hanya itu, Philip Indoensia juga menawarkan program Mobile Obstetrical Monitoring (MOM) yang dipertunjukan kepada bidan-bidan di daerah.

“Philip Indonesia telah bekerja sama dengan Telkom dan membuat aplikasi MOM, yang diberikan kepada bidan-bidan di daerah-daerah, dilengkapi dengan alat-alat periksa standar seperti timbangan, tensi, dll, utk evaluasi berkala pada ibu-ibu hamil di desa. Harapannya adalah dengan aplikasi ini, dokter ahli kandungan dapat memantau dan memberikan info ke bidan, terutama jika ada kemungkinan kehamilan dengan resiko tinggi. Bidan kemudian bisa info ke ibu hamil untuk diperiksakan lebih lanjut atau dicegah resiko kehamilannya,” papar Suryo Suwignjo. (Binar MP/TW/Freepik)