BUMP TO BIRTH

Mengenal Teknik Suntik Sperma atau ICSI


Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond


Intra-cytoplasmic Sperm Injection (ICSI) sering juga disebut injeksi sperma intrasitoplasmik. Menurut dr. Karel Manaary, Sp.OG, pakar fertilitas dari Rumah Sakit Abdi Waluyo, ICSI adalah penyuntikan satu sperma yang berasal dari ejakulat ke dalam sel telur.

Mengutip Ensiklopedia Kehamilan & Kelahiran yang ditulis oleh dr. Miriam Stoppard, ini adalah teknik luar biasa yang menggunakan manipulasi mikro. “Sel telur yang telah disiapkan diletakkan di bawah mikroskop, lalu diinjeksikan sebuah sperma. Begitu telah difertilisasi, embrio diinkubasi dan ditanam saat jumlahnya telah mencapai dua atau empat sel,” jelas dr. Stoppard.


Satu sel sperma dipilih, ditangani secara khusus, dan diinjeksikan langsung ke dalam sel telur. Sedikit berbeda dengan IVF konvensional, yang pembuahannya dilakukan di cawan petri, sedangkan ICSI langsung disuntikkan ke sel telur. Artinya, para pria yang kualitas atau kuantitas spermanya kurang baik, kini memiliki kesempatan lebih baik untuk sukses melakukan program fertilitas ini.

Seperti yang dikatakan dr. Karel, teknologi ICSI ini menjadi rutin dilakukan dalam proses IVF, karena efektif meningkatkan angka fertilisasi. Angka keberhasilan IVF bahkan meningkat menjadi 40 persen berkat teknologi ICSI ini.


Dokter Anda mungkin akan merekomendasikan ICSI, jika:

  • Kuantitas sperma suami Anda rendah.

  • Sperma suami Anda bermasalah, seperti bentuknya tidak normal atau motilitasnya rendah.

  • Pernah gagal IVF dan inseminasi.

  • Suami Anda pernah melakukan vasektomi. Maka sperma harus dikumpulkan dari area testis atau epididymis. (Tiffany Warrantyasri/Dok. Freepik)