BUMP TO BIRTH

Hamil Kedua Terlalu Cepat Meningkatkan Risiko Autisme


Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond


Anak banyak memberikan rejeki yang banyak pula, mitos ini masih dipercaya beberapa keluarga di Indonesia. Hal ini membuat banyak keluarga yang memiliki lebih dari satu anak.

Menjaga jarak kehamilan sangat penting dilakukan, Moms. Menurut penelitian Centers for Disease Control and Prevention (CDC), risiko anak mengalami autisme dapat meningkat jika jarak kehamilan pertama dan kedua Moms terlalu dekat.

Menurut hasil penelitian ini, pasangan yang memutuskan untuk memiliki anak dalam jangka kurang dari 18 bulan setelah anak pertamanya lahir memiliki 50% kemungkinan anak keduanya menderita autisme. Hal ini menjadi pertimbangan karena nutrisi yang diberikan pada anak pertama melalui ASI akan kembali setelah jangka waktu tersebut.

Jangka 18 bulan ini juga menurunkan kemungkinan anak lahir prematur, berat lahir rendah, atau abruptio plasenta (lepas plasenta sebelum waktunya). Hal inilah yang membuat para ahli kandungan meminta para wanita untuk memberi jarak beberapa tahun jika ingin hamil anak kedua.

Menurut studi yang dilakukan Autism Research, terdapat 356 anak penderita gangguan spektrum autisme, 600 dengan gangguan perkembangan, dan 524 tanpa kelainan apapun. Hal ini ternyata dipengaruhi oleh jarak kehamilan yang terlalu cepat atau terlalu lama, yang berhubungan dengan anak yang menderita autisme. Namun pada saat itu, data yang terkumpul belum bisa dikatakan valid dan masih perlu dilakukan penelitian lebih lanjut.

Penelitian CDC tersebut dipimpin oleh Dr Laura Schieve. Menggunakan data dari Study to Explore Early Development, bahan pun diolah secara ketat. Selain data tersebut, CDC juga mengumpulkan berbagai kasus autisme berdasarkan gejala yang dilaporkan, dan menilai sejarah reproduksi ibu.

Hasil yang didapatkan tidak jauh berbeda, di mana jarak kehamilan menjadi pengaruh anak akan mengalami autisme. "Temuan ini mendukung pedoman yang ada mengenai jarak kehamilan dan terlihat adanya hubungan antara autisme dan kesehatan kehamilan," jelas Dr. Laura Schieve pada Daily Mail.

Untuk itu, sebaiknya Moms dan suami mendiskusikan perencanaan kehamilan dengan baik, sebelum memutuskan untuk hamil anak kedua. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter kandungan atau pakar kesehatan lainnya ya, Moms. Jaga jarak antar kehamilan ya, Moms, karena jarak kehamilan pertama dan kedua yang terlalu dekat dapat meningkatkan risiko anak terkena autisme. (Vonia Lucky/TW/Dok.Freepik)