FAMILY & LIFESTYLE

Tantangan Mengonsumsi Menu Anak di Restoran Cepat Saji


Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond


Ronald M. Shaich adalah penemu sekaligus pemiliki Panera Bread, salah satu toko roti ternama di Amerika. Dirinya menantang para CEO dari restoran cepat saji untuk mengkonsumsi makanan dalam menu anak-anak mereka selama satu minggu.

Dilansir dari Business Insider, hal ini dilakukan Ronald karena dirinya sangat geram dengan menu makanan untuk anak-anak yang dibuat restoran cepat saji. Terdiri dari nugget atau ayam goreng dengan tambahan kentang goreng dan minuman soda. Menu ini jelas memiliki nutrisi yang buruk bagi anak-anak dan harus dihentikan demi kesehatan Si Kecil.

Secara spesifik, Ronald menyebutkan tiga nama restoran cepat saji, Wendy's, McDonald's, dan Burger King dalam video yang diunggah di Twitter pribadinya. Tujuan CEO Panera ini ingin mengetahui alasan mengapa restoran cepat saji di atas membuat menu makanan dengan nutrisi yang tidak baik bagi anak.

Menu tersebut juga ditawarkan dengan tambahan hadiah seperti miniatur kecil atau mainan khusus untuk anak-anak. Hal ini tentu membuat mereka semakin tertarik dan meminta orangtua untuk membelikannya.

Meski begitu, McDonald's sendiri menyatakan bahwa menu mereka, Happy Meals sudah mulai diubah dengan bahan yang lebih sehat. Pihak McD sudah mulai mengganti jus mereka dengan yang rendah gula dan tidak menjadikan nugget sebagai yang diutamakan pada menu tersebut.

Panera sendiri memiliki menu khusus untuk anak-anak dengan harga $4.59 atau setara dengan Rp60 ribuan hingga $7.89 yang sama dengan Rp100 ribuan. Dalam satu menu, konsumen dapat menikmati lebih dari 250 pilihan makanan dengan tambahan mainan di dalamnya. Jadi anak bisa tetap menikmati makanan sehat mereka dengan menyenangkan.

Melalui tantangan ini, Ronald ingin menyampaikan pentingnya pola makan sehat bagi anak-anak. Meski tidak dapat dipastikan bahwa para eksekutif lainnya akan melakukan tantangan tersebut, namun Ronald percaya bahwa mereka tidak ingin anaknya menikmati menu olahan dengan nutrisi tidak baik di dalamnya. (Vonia Lucky/TW/Dok. Freepik)