Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Anak di usia 1-3 tahun atau batita mulai merasa dirinya sudah mandiri. Mereka mulai menyadari kalau mereka bisa menciptakan momen, dan mereka bisa melakukan apapun untuk dirinya sendiri.
Mereka juga sudah mampu mempelajari kata-kata baru. Sangat wajar bagi batita mulai mengenal kata 'tidak', 'tidak mau', 'berikan padaku', dan 'aku juga'. Hal ini disebut juga sebagai 'toddler refusal'.
Pada usia satu sampai tiga tahun ini, memang masa di mana anak mulai sering menucapkan kata 'tidak' pada segala hal. Namun jangan khawatir, Moms, karena hal ini hanyalah fase atau kebiasaan yang akan cepat berlalu.
Terkadang, batita menolak apa yang Moms minta dan hal ini bisa terjadi sepanjang hari. Namun penting diketahui bahwa mereka menolak bukan untuk membuat Moms marah, ya. Pada usia tersebut, sang anak memang hanya memikirkan diri sendiri. Si Kecil belum memahami apa dampak dari sikapnya pada perasaan Moms atau orang di sekitarnya.
Menegaskan keinginan mereka adalah hal yang penting untuk balita. Itu artinya mereka mulai mengerti bahwa ia adalah orang yang berbeda dengan Anda. Kini Si Kecil mencoba untuk mengontrol hidup mereka dan belajar cara untuk bertahan hidup.
Mengerti Sikap Si Kecil
Anak dengan sikap yang 'keras' dapat menjadi tanda bahwa ia sedang memiliki perasaan dan pikiran yang membingungkan. Contohnya, ia mungkin sangat bersemangat akan sesuatu, marah, atau kecewa. Nah, mengatakan 'tidak' adalah salah satu cara mereka untuk mengekspresikan perasaannya.
Padahal, rasa didengar dan dimengerti sangat penting bagi Si Kecil. Apa yang harus Moms lakukan ketika dia sedang mengalami perasaan dan pikiran yang pelik? Mudah, berikan saja perhatian dan kasih sayang sebanyak-banyaknya. Dengan begitu, ia merasa tidak sendirian menghadapi masalahnya. Perhatian tulus dan dukungan dari Anda juga akan membuatnya lebih percaya diri dalam memecahkan masalah.
Tips Membimbing Anak
Dilansir dari situs Pregnany Birth & Baby, ikuti beberapa cara mudah berikut ini yuk, Moms.
Pertama, beri pilihan kata atau kalimat selain 'ya' dan 'tidak'. Sebagai ayah dan ibu, coba untuk memberikan pertanyaan dengan jawaban yang cukup jelas. Misalnya, 'Kamu mau makan pakai ayam atau ikan?' Maka, anak bisa memilih dengan mengucapkan makanan mana yang ingin mereka makan.
Kedua, ajarkan penggunaan kalimat saat merespon sesuatu. Orangtua bisa mengucapkan kata 'tidak' dengan tambahan seperti 'terima kasih'. Bisa juga dengan kalimat 'tidak mau, saya sudah makan yang lain'. Maka anak bisa memahami bahasa lainnya dengan kosakata lebih banyak
Ketiga, Moms mengurangi penggunaan kata 'tidak'. Hal ini tentunya penting agar anak tidak terlalu sering mendengar kata tersebut. Selain itu ubah penggunaan kata 'tidak' dengan kata atau kalimat lain. Contohnya, 'Coba adik menggambar di kertas ya, kalau di tembok nanti jadi kotor deh. Rumahnya jadi tidak cantik lagi'. Kalimat ini akan lebih efektif dibandingkan 'Jangan coret-coret tembok ya! Mama ga suka, bikin kotor!'
Terakhir, coba terus ajarkan anak merespon dengan baik. Setiap anak memiliki daya tanggap yang berbeda-beda. Karenanya Moms juga harus bisa memahami si kecil dengan membiarkannya melakukan hal yang mereka mau. Namun, pastikan untuk bertindak tegas dengan pengunaan kata yang halus agar anak tidak bingung ya, Moms. (Vonia Lucky/TW/Dok. Freepik)