Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Elisabeth Anderson-Sierra, 29, adalah seorang ibu yang begitu baik hatinya. Ia menjadi sosok penyelamat bagi bayi-bayi di Oregon, Amerika Serikat. Ia menggunakan kelebihannya untuk membantu orang lain. Alkisah, diketahui kalau Elisabeth mengalami sindrom hiperlaktasi, di mana produksi ASI-nya sangat melimpah. Ia mampu memompa sekitar 1,75 galon ASI per hari, yang berarti setara dengan 6,65 liter (1 galon sama dengan 3,8 liter). Wow!
Elisabeth memiliki bayi perempuan bernama Sophia yang masih berumur 6 bulan. Sophia hanya mengonsumsi sekitar 20 oz atau 593 ml ASI tiap harinya. Sementara, sisa ASI yang masih sangat banyak itu diberikan kepada para ibu di sekitar tempat tinggalnya, pasangan gay yang memiliki bayi dan bayi-bayi prematur.
Elisabeth memompa, mengemas dan memberi label sendiri ASI perahnya itu. Lalu, ASI disimpan di dalam lemari es besar di rumahnya. Ia mengatakan kalau donor ASI ini sudah dilakukannya sejak melahirkan putri sulungnya bernama Isabella yang sekarang berusa 2,5 tahun. Artinya, ia sudah memberikan sebanyak 78.000 oz ASI atau lebih dari 600 galon.
"ASI saya sudah melimpah sejak melahirkan anak pertama, tapi produksinya makin meningkat ketika anak kedua lahir. Dalam sehari, saya bisa memompa sebanyak 5 kali yaitu setelah bangun, setelah sarapan, setelah makan siang, setelah makan malam dan di malam hari," ujar Elisabeth yang pernah bekerja sebagai penjaga pantai di Oregon, Amerika Serikat.
Dalam sehari, ia memompa ASI selama 5 jam. Lalu menyimpan, memberi label dan mensterilkannya sendiri. Jika ditotal, Elisabeth menghabiskan waktu sekitar 8-10 jam hanya untuk menyiapkan ASI yang akan didonorkannya itu. Meski memompa ASI itu tidak menyenangkan, tidak nyaman dan terasa sakit, namun ia melakukannya dengan penuh cinta atau disebutnya sebagai 'labor of love' atau usaha cintanya.
"Saya tidak pernah libur memompa ASI selama 2,5 tahun ini. Donor ASI merupakan kepuasan tersendiri bagi saya karena bisa memberikan ASI kepada bayi yang membutuhkan dan melihat mereka tumbuh. Upaya saya ini bisa membantu ribuan anak," ungkapnya.
Selama ini, Elisabeth tidak pernah pandang bulu membantu para orangtua yang membutuhkan ASI untuk anaknya. Pasangan gay hingga ibu yang terkena kanker payudara pernah dibantunya. Tidak hanya di rumah, tapi ibu 2 anak ini memompa kapan pun dan di manapun. misalnya, di restoran, saat mengemudi, maupun saat berada di tempat ramai.
Separuh dari ASI yang dihasilkannya dikirim ke bank susu Prolacta Bioscience di California. Setiap 1 oz ASI dihargai dengan 1 USD (Rp 13.300). Namun bayaran itu sama sekali tidak memberikan profit atau keuntungan bagi Elisabeth dan keluarganya. Soalnya, ia perlu membeli peralatan, alat penyimpanan dan makanan tambAhan yang dikonsumsinya selama memompa ASI. Semua itu dilakukan Elisabeth semata-mata untuk berdonasi dan membantu orang lain. Wah, betapa mulianya ya, Moms! (Meiskhe/HH/dok.Nypost)